TEMPO.CO, Jakarta - Maraknya peredaran rokok ilegal di Indonesia tak terlepas dari keberadaan para produsen tak berizin. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan mengungkapkan penghasil rokok ilegal cenderung memilih daerah-daerah tertentu untuk menjalankan operasi mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dua provinsi di Pulau Jawa menjadi wilayah dengan penghasil rokok ilegal terbesar. "Rata-rata di Jawa Timur dan Jawa Tengah," kata Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa Bea Cukai Nirwala Dwi Heryanto saat ditemui di kantornya, Pulo Gadung, Jakarta Timur, pada Selasa, 15 Juli 2025.
Nirwala menuturkan faktor yang membuat Jawa Timur dan Jawa Tengah menjadi pilihan produsen rokok ilegal untuk beroperasi. Menurut dia, kedua provinsi tersebut sudah memiliki basis produksi rokok yang kuat.
Basis yang dia maksud adalah kebutuhan industri tembakau di hilir. Faktor-faktor produksi seperti bahan baku dari perkebunan tembakau, alat produksi seperti mesin pelinting, hingga tenaga kerja sektor industri rokok sudah tersedia di dua provinsi tersebut.
Faktor produksi itu muncul dari banyaknya industri rokok legal yang juga berada di sana. "Banyak sentra produksi rokok itu ada di Jawa Timur dan Jawa Tengah," ucap Nirwala. "(Rokok ilegal) diproduksinya juga di sentra produksi."
Dia berujar produsen rokok ilegal kemudian memanfaatkan kondisi itu untuk meraup untung. Sebab, lebih mudah bagi mereka untuk mendirikan usaha rokok ilegal di tempat yang sudah punya semua basis produksi.
Rokok yang dibuat para produsen rokok ilegal di Jawa Timur dan Jawa Tengah kemudian terdistribusi ke berbagai daerah, salah satunya Jakarta. Satuan Polisi Pamong Praja atau Satpol PP Jakarta turut mengamini peredaran rokok ilegal di ibu kota semakin marak karena pasokan yang datang dari luar kota.
Kepala Bidang Penyidik Pegawai Negeri Sipil Satpol PP Jakarta Tamo Sijabat mengatakan pemasok kerap datang dari luar kota menggunakan mobil boks untuk mengantar langsung barang ilegal itu ke pedagang kecil. "Datangnya ada yang dari arah Jawa Timur, Jawa Tengah," kata Tamo saat dihubungi pada Senin, 14 Juli 2025.