Liputan6.com, Jakarta Musim panas 2020 adalah salah satu momen terpenting dalam karier Jude Bellingham: Saat ia menuntaskan kepindahan dari Birmingham City ke Borussia Dortmund senilai 25 juta pounds.
Saat itu Bellingham berfoto bersama ayahnya Mark dan ibunya Denise memegang jersey kuning kebanggaan klub Jerman tersebut, ditemani adiknya yang kala itu berusia 14 tahun, Jobe.
Lima tahun kemudian, pemandangan yang hampir serupa kembali terjadi. Namun kali ini, bukan Jude yang jadi pusat perhatian. Jobe Bellingham, kini 19 tahun, resmi menyusul kakaknya ke Dortmund. Transfer dari Sunderland disepakati akhir pekan lalu, dengan nilai yang bisa mencapai 32 juta pounds.
Kesepakatan ini sekaligus menjadi titik balik besar dalam karier Jobe. Setelah mengundurkan diri dari kamp pelatihan Timnas Inggris U-21, ia menandatangani kontrak lima tahun dan langsung diproyeksikan tampil di ajang Piala Dunia Antarklub yang dimulai pekan ini.
Menolak Bayangan Kakak, Ingin Tulis Cerita Sendiri
Langkah Jobe menuju Dortmund bukan tanpa risiko. Ia sadar benar bahwa jejak sang kakak masih membekas kuat di klub tersebut. Posisi bermain yang serupa, gaya bermain yang nyaris identik, dan tentu saja nama belakang Bellingham akan selalu jadi bahan perbandingan.
Jobe sejatinya punya pilihan lain. Eintracht Frankfurt sempat menjamu dirinya hanya dua hari setelah ia membawa Sunderland promosi di final play-off Championship. RB Leipzig juga menyatakan minat, meski tidak seintens Frankfurt.
Tetapi pada akhirnya, ikatan lama dengan Dortmund menjadi penentu. Klub ini bukan hanya tempat Jude membangun reputasinya, tetapi juga rumah kedua bagi keluarga Bellingham. Meskipun demikian, Dortmund tidak menyebut nama Jude sama sekali saat memperkenalkan Jobe secara resmi.
Dalam video perkenalan, Jobe berkata, “Saya pernah ke sini sebelumnya. Kini saya datang lagi. Bukan untuk menonton. Bukan untuk mengikuti jejak siapa pun.”
Nama Bellingham Tak Lagi Diutamakan
Ketika bergabung dengan Sunderland dua tahun lalu, Jobe meminta agar namanya di jersey hanya bertuliskan “Jobe”, bukan “Bellingham”. Hal itu juga diikuti oleh kebiasaan announcer stadion yang hanya menyebut namanya tanpa embel-embel marga.
Menurut Tony Mowbray, pelatih pertama Jobe di Sunderland, itu adalah cara sang pemain menegaskan bahwa ia ingin dikenal karena kualitasnya sendiri, bukan karena hubungan darah dengan kakaknya. Jobe pun membuktikan kematangannya, bahkan ketika Sunderland dihantam pergantian pelatih.
Penampilannya konsisten sepanjang musim, hingga terpilih sebagai Pemain Muda Terbaik EFL pada April lalu. Saat itu, manajemen klub sudah tahu bahwa mempertahankan Jobe di musim panas akan sangat sulit, terlepas dari keberhasilan mereka promosi ke Premier League.
Ketertarikan Dortmund dan Harapan Seorang Kakak
Meski Crystal Palace dan Brentford sempat memantau situasinya, arah karier Jobe memang condong ke Bundesliga. Frankfurt sempat merasa sebagai favorit, tapi Dortmund unggul berkat keakraban lama dengan keluarga Bellingham.
Hans-Joachim Watzke, yang sempat memimpin perkenalan Jude saat pandemi lima tahun lalu, kembali berperan penting dalam proses transfer ini. Ia terbang langsung ke London usai final play-off demi memastikan Jobe bergabung. Sosok lain seperti Sebastian Kehl dan Lars Ricken juga turut memainkan peran krusial.
Keputusan Jobe sejalan dengan impian sang kakak. “Yang terpenting buat saya adalah kebahagiaannya,” kata Jude tahun lalu. “Kebahagiaannya lebih berarti bagi saya daripada kebahagiaan saya sendiri.” Mereka berharap suatu hari bisa bermain bersama di Timnas Inggris.
Potensi Pertemuan Perdana di Amerika Serikat
Keputusan Jobe melewatkan Euro U-21 demi tampil bersama Dortmund di Piala Dunia Antarklub membuatnya sejajar dengan pemain muda lain seperti Liam Delap. Ia bisa mencatat debut melawan Fluminense di New Jersey pada Selasa pekan depan.
Yang lebih menarik, jika semua berjalan lancar, Jobe bisa saja menghadapi kakaknya di perempat final pada 5 Juli. Dortmund dan Real Madrid hanya perlu memuncaki grup mereka dan menang di babak 16 besar.
Pertemuan itu bisa menjadi panggung pembuktian, sekaligus konfirmasi bahwa pilihan Jobe untuk bergabung ke Dortmund bukan sekadar nostalgia. Ia siap berdiri sejajar, bukan sekadar di bawah bayang-bayang nama besar sang kakak.