BEM se-Sulawesi Bilang Tetap Bertahan di BEM SI Kerakyatan

Pilihan editor: Beda Sikap Elite Golkar atas Usul Pilkada Lewat DPRD

“Kami BEM se-Sulawesi menyatakan tetap bersama BEM SI Kerakyatan. Perbedaan sikap dalam forum adalah hal wajar dalam organisasi kolektif, namun tidak seharusnya menjadi alasan untuk mundur dari perjuangan bersama,” ucapnya saat dihubungi pada Selasa, 29 Juli 2025.
 
Menurut dia, BEM SI bukan sekadar forum teknis, melainkan ruang ideologis untuk memperjuangkan kepentingan rakyat. Maka, pilihan untuk bertahan adalah bentuk tanggung jawab dan komitmen terhadap agenda besar gerakan mahasiswa di tingkat nasional.
 
Presiden Mahasiswa Universitas Halu Oleo ini juga menyinggung sikap beberapa kampus yang menyatakan keluar dari BEM SI. Ia menilai bahwa siklus keluar-masuk tanpa dasar perjuangan yang kuat justru berpotensi melemahkan integritas gerakan itu sendiri.
 
“Perjuangan tak bisa dibangun atas dasar kepuasan sesaat terhadap hasil pemilihan. Kalau setiap dinamika forum ditanggapi dengan langkah keluar, maka di mana letak komitmen terhadap proses kolektif?” tambahnya.
 
Nabil justru memandang ketidaksempurnaan dalam tubuh BEM SI sebagai tantangan yang harus dijawab dari dalam. Bertahan berarti terus membuka ruang evaluasi, memperkuat konsolidasi, dan menjaga arah perjuangan tetap pada jalur kerakyatan.
 
“Langkah keluar hanya akan menjauhkan kita dari ruang perbaikan. Kami memilih bertahan agar bisa terus mengawal arah gerakan dari dalam, bukan menyerah pada ketidaksepakatan,” ujarnya.
 
Dalam keterangan terpisah, Presiden Mahsiswa Universitas Negeri Makassar Syamry mengatakan bahwa keluar-masuknya anggota aliansi dari BEM SI merupakan bagian daripada dinamika organisasi. Selain itu, ia menegaskan menghargai sikap politik dan hak demokrasi masing-masing kampus.
 
Namun, ia menekankan pentingnya gerakan mahasiswa yang berakar pada semangat kerakyatan yang organik dan landasan moral yang luhur tanpa kontaminasi dari pihak manapun. “Sebagaimana sejarah mencatat bahwa, revolusi lahir dari semangat gerakan kolektif, bukan gerakan individual yang prematur dengan menganggap kepemilikan gerakan miliki sendiri dengan menempatkan diri sebagai superior dan yang lain inferior,” ucapnya saat dihubungi pada Senin, 29 Juli 2025.
 
Sebelumnya gelombang keluarnya BEM sejumlah universitas dari Aliansi BEM SI Kerakyatan ditengarai lantaran kehadiran tokoh-tokoh politik dan aparat negara dalam forum musyawarah nasional (Munas) XVIII di Universitas Dharma Andalas, Padang, Sumatera Barat, pada 13 hingga 19 Juli 2025. Panitia Munas BEM SI Kerakyatan, Rifaldi mengatakan bahwa mereka mengundang pejabat, politikus, polisi, dan BIN daerah dengan alasan mereka adalah bagian dari forum koordinasi pimpinan daerah (Forkopimda) Sumbar yang membuka seremoni acara.
 
Rifaldi mengatakan kehadiran mereka bagian dari teknis acara karena pengelola tempat menginap peserta di Asrama Haji memberikan syarat harus atas sepengetahuan Forkopimda Sumbar. “Kami berkomitmen itu tidak ganggu independensi kami untuk mengkritik kekuasaan,” ujarnya.