KEMENTERIAN Pendidikan Dasar dan Menengah menargetkan skor kemampuan numerasi siswa Indonesia dalam survei PISA naik menjadi 419 sebagaimana yang ditargetkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti memprediksi target tersebut baru bisa tercapai pada survei numerasi selanjutnya atau pada 2028. Ia tidak berharap banyak untuk hasil survei PISA tahun ini. Sebab, Mu'ti menyadari belum telalu banyak program peningkatan yang dilakukan di tahun itu.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
"Yang sekarang ini kan sudah, dan itu nanti dilihat dari hasil (pembelajaran) yang sebelumnya," kata Mu'ti dalam peresmian Gerakan Numerasi Nasional atau di SDN Meruya Selatan 04, Jakarta Barat, pada Selasa, 19 Agustus 2025.
Adapun PISA adalah program penilaian internasional yang mengukur kemampuan literasi membaca, matematika, dan sains siswa berusia 15 tahun. Survei yang dilakukan oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) ini digelar setiap 3 tahun sekali.
Survei tersebut baru saja digelar pada Mei 2025 dan masih dalam proses perhitungan. Sementara dalam survei PISA terakhir kali pada 2022, Indonesia mendapatkan skor yang sangat rendah, yakni 366. Angka itu menempatkan Indonesia pada peringkat peringkat ke-70 dari 81 negara.
Di bawah kepemimpinannya, Mu'ti optimistis angka tersebut akan naik melalui berbagai macam program akselerasi yang dilakukan, salah satunya melalui gerakan numerasi nasional itu. Ia menuturkan dalam program ini mereka melibatkan seluruh elemen masyarakat, terutama orang tua. "Kita juga melibatkan ormas-ormas sebagai bentuk dari partisipasi semesta," kata dia.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Guru Tenaga Kependidikan dan Pendidikan Guru Kemendikdasmen Nunuk Suryani memaparkan secara teknis gerakan numerasi nasional dilakukan dengan menggelar pelatihan Matematika Gembira untuk guru di seluruh Indonesia. Kemudian, pemerintah juga akan menerbitkan buku panduan numerasi sebagai acuan orang tua untuk membantu anak belajar di rumah, serta gerakan pembuatan taman numerasi di masing-masing sekolah.
Sebagai tahap awal, Nunuk mengatakan taman literasi ini telah dibangun di 140 sekolah dari jenjang SD, SMP, SMA, yang tersebar di 13 desa dari 16 provinsi di Indonesia. "Lalu nanti secara rutin kita juga sudah mengembangkan panduan operasional," kata dia.