TEMPO.CO, Jakarta – Pengamat isu kesehatan sekaligus Direktur Pascasarjana Universitas YARSI Tjandra Yoga Aditama menyambut baik kebijakan pemerintah yang membuka peluang rumah sakit (RS) asing mendirikan cabang di Indonesia. Namun, ia mengingatkan bahwa kebijakan ini harus disertai perhatian serius agar benar-benar berdampak pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Pada dasarnya tentu kita menyambut baik semua upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Kalau salah satu kebijakan yang dipilih adalah membuka cabang RS asing di Indonesia, maka setidaknya ada tiga catatan yang baik jadi perhatian,” kata Tjandra dalam pernyataan tertulisnya, Selasa, 15 Juli 2025.
Catatan itu yang pertama, kata Tjandra, cabang RS asing di Indonesia harus benar-benar berperan dalam meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit untuk seluruh rakyat Indonesia, tanpa memandang status sosial. Sehingga, RS asing tersebut bisa melayani seluruh masyarakat dan menjangkau berbagai wilayah di Tanah Air.
Kedua, ia mengingatkan agar kehadiran RS asing tidak hanya melayani kalangan masyarakat tertentu saja. Jika demikian, negara perlu menyiapkan program dan dukungan khusus untuk memperkuat RS lokal dalam menjangkau segmen masyarakat lainnya, khususnya kelompok rentan dan berpenghasilan rendah.
Ketiga, Tjandra menekankan pentingnya perhatian terhadap sumber daya manusia (SDM) di cabang RS asing. “Mutu pelayanan di cabang RS asing dan juga RS lokal kita harus tetap terjaga, baik dari segi kualitas maupun jumlah SDM yang dibutuhkan,” ujarnya.
Lebih jauh, ia menegaskan derajat kesehatan masyarakat tidak cukup ditopang hanya dari layanan rumah sakit, baik lokal maupun asing. Fondasi utama sistem kesehatan tetap terletak pada kekuatan layanan primer dan kegiatan promotif serta preventif di masyarakat.
“Pelaksanaan dan mutu pelayanan kesehatan primer merupakan salah satu sendi utama. Seperti yang selalu ditekankan, pentingnya kegiatan promotif dan preventif, baik oleh petugas fasilitas kesehatan maupun masyarakat sendiri,” kata dia.
Tjandra juga menyinggung keterlibatan masyarakat sipil dalam memperkuat sistem kesehatan. Ia mencontohkan keterlibatannya sebagai warga dalam mendukung kegiatan kesehatan di tingkat puskesmas. “Saya dalam beberapa kesempatan mengadakan kegiatan langsung dengan kader di beberapa puskesmas dekat rumah saya, sebagai peran serta warga untuk kesehatan kita semua,” tuturnya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengatakan pemerintah Indonesia mengizinkan rumah sakit asing dan kampus asing beroperasi di Indonesia. Prabowo menyebut keterbukaan terhadap asing sudah dibuka sejak dua tahun terakhir.
"Dalam dua tahun terakhir, kami telah membuka banyak sektor untuk partisipasi asing," kata Prabowo dalam pertemuannya dengan Presiden Dewan Eropa António Costa di Brussels, Belgia, Minggu, 13 Juli 2025 dipantau dari YouTube Sekretariat Presiden.