Liputan6.com, Jakarta Pasti Anda pernah mendengar ada obat atau suplemen tertentu yang tidak boleh dikonsumsi dalam waktu bersamaan. Hal itu termasuk pada saat minum susu dan obat antibiotik, tidak boleh dikonsumsi dalam waktu bersamaan.
Lewat akun Instagram BPOM Jakarta yang terverifikasi, disebutkan mengonsumsi susu dengan obat antibiotik bersamaan bisa membuat kalsium dalam susu dapat mengikat zat aktif yang ada pada obat tersebut.
"Kalsium dalam susu dapat mengikat zat aktif dalam antibiotik tertentu (seperti tetrasiklin dan kuinolon)," kata BPOM Jakarta dikutip pada Kamis, 10 Juli 2025.
Tetrasiklin adalah jenis antibiotik yang mencegah bakteri berkembang biak dengan menghalangi bakteri dalam memproduksi protein. Tetrasiklin sering kali digunakan untuk mengobati infeksi, seperti jerawat dan rosacea (kemerahan dan bintil-bintil pada wajah) seperti mengutip laman Siloam. Sementara itu, kuinolon umumnya digunakan ketika infeksi bakteri sulit ditangani dengan antibiotik lain, atau ketika pengobatan dengan antibiotik lain tidak memungkinkan.
Alhasil, konsumsi susu bersamaan dengan antibiotik membuat zat aktif tersebut tidak dapat diserap dengan baik oleh tubuh. Sehingga obat tidak dapat bekerja secara maksimal.
Makanan Tinggi Vitamin K seperti Brokoli dan Antikogulan
Makanan kaya vitamin K seperti brokoli, bayam, kubis bersamaan dengan antikoagulan dapat menurunkan evektivitas obat yang mencegah pembekuan darah ini.
"Obat ini bekerja dengan menghambat kerja vitamin K yang berperan dalam pembekuan darah," tulis BPOM Jakarta.
Alkohol dan Obat Tertentu
Jenis obat yang tidak dikonsumsi bersama alkohol ada anthistamin, obat flu dan antidepresan. Konsumsi alkohol dan obat-obatan tertentu dalam waktu bersamaan bisa memberikan efek samping sepertu mual, muntah, sakit kepala dan sesak napas.Bahkan, bisa efek yang lebih paran seperti keracunan.
"Mengonsumsi alkohol dan obat bersamaan dapat meningkatkan kerja hati dan memicu terjadi keracunan," tulis BPOM Jakarta.
Teh dan Suplemen Zat Besi
Kandungan tanin yang ada pada teh dapat mengikat zat besi yang ada pada suplemen atau makanan yang mengandung banyak zat besi. Beberapa makanan yang tinggi zat besi diantaranya daging merah (sapi, kambing) dan unggas (ayam, bebek).
"Mengonsumsinya secara bersamaan dapat menurunkan penyerapan zat besi dalam tubuh. Sehingga mengurangi efektivitas suplemen zat besi tersebut," tulis BPOM Jakarta.