Liputan6.com, Jakarta Campak masih menjadi penyakit menular yang harus diwaspadai. Penyakit ini disebabkan oleh virus campak dan ditandai dengan demam, batuk, pilek, serta mata berair lalu 2-4 hari kemudian muncul ruam-ruam di kulit.
Tingkat penularannya sangat tinggi. Campak bisa menyebar melalui droplet sejak empat hari sebelum ruam muncul hingga empat hari setelah ruam terlihat.
Dokter Prima Yosephine dari Kementerian Kesehatan RI menekankan bahwa campak berbahaya bukan hanya karena cepat menular, tetapi juga karena bisa menimbulkan komplikasi serius.
“Kalau campak mengena ke anak yang gizinya jelek, maka anak ini biasanya langsung disertai dengan komplikasi diare berat, bahkan bisa sampai ke pneumonia, radang paru, radang otak,” ujarnya dalam sebuah webinar terkait campak beberapa waktu lalu.
Selain itu, campak juga dapat menyebabkan infeksi selaput otak yang berisiko membuat penderitanya kehilangan penglihatan. Pada kondisi berat, penyakit ini bahkan bisa berujung pada kematian, terutama jika tidak dicegah dengan imunisasi.
Menurut Prima, penyakit campak hanya bisa dicegah dengan imunisasi. Ia menekankan pentingnya imunisasi sesuai dengan waktunya untuk menghindari risiko penyakit ini.
Imunisasi Sebagai Langkah Pencegahan
Setiap kasus yang diduga sebagai campak harus segera diidentifikasi, meskipun gejalanya belum tentu benar-benar disebabkan oleh virus campak.
“Jadi setiap kasus yang diduga suspek campak-rubella, pada pasien dengan demam dan ruam-ruam—itu kan belum tentu campak, gambaran itu kan bisa disebabkan oleh yang lain. Sehingga untuk memeriksa apakah itu campak harus dilihat melalui laboratorium,” jelasnya.
Ia juga menegaskan pentingnya peran petugas di lapangan untuk segera menemukan kasus suspek campak-rubella. Deteksi dini akan membantu penderita memperoleh penanganan tepat sehingga mengurangi risiko komplikasi.
Selain pemantauan, pencegahan campak juga menekankan pada imunisasi rutin. Pemberian imunisasi dasar lengkap terbukti efektif melindungi anak dari risiko infeksi.
Upaya lain yang tak kalah penting adalah penyebaran informasi melalui KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi).
Edukasi masyarakat mengenai bahaya campak, cara penularannya, hingga manfaat vaksinasi menjadi kunci untuk meningkatkan kesadaran sekaligus mencegah meluasnya wabah.
Penanganan Jika Telah Terjadi Campak
Menurut dokter spesialis anak subspesialis kesehatan anak infeksi dan penyakit tropis, Hinky Hindra Irawan Satari, anak yang sedang mengalami campak tidak bisa mendapatkan vaksin dan imunisasi.
“Kalau lagi sakit, enggak bisa divaksinasi, kalau setelah sembuh sebagian besar yang terkena campak dia kebal seumur hidup,” jelas Hinky di kesempatan berbeda.
Tetapi, meski anak telah kebal pada penyakit campak, anak tetap memerlukan imunisasi. Hinky menyebut, vaksin rubella yang tersedia di Indonesia adalah vaksin MR (Measles dan Rubella), yang merupakan vaksin untuk mencegah kedua penyakit tersebut secara bersamaan.
Hinky membolehkan anak yang telah kebal terhadap campak divaksinisasi menggunakan MR.
“Di Indonesia kan yang tersedia vaksinnya MR, jadi gimana disuntik MR boleh apa enggak? Dianjurkan, karena vaksin itu kan virus yang dilemahkan, si virus yang dilemahkan dalam komponen vaksin itu akan dinetralisir oleh antibodi yang telah dimiliki anak itu. Tapi kan rubella anak itu belum punya, nanti kekebalan rubellanya akan terbentuk,” jelas Hinky.