Liputan6.com, Jakarta Kedutan mata bisa menjadi sinyal bahaya dari tubuh. Kedutan yang disertai dengan turunnya kelopak mata dapat disebabkan oleh suatu kondisi medis yang disebut dengan Myasthenia Gravis.
Myasthenia Gravis adalah penyakit yang disebabkan oleh sel imun yang salah mendeteksi. Sel imun atau kekebalan tubuh yang seharusnya berfungsi sebagai pelindung tubuh tapi pada kondisi ini sel imun bekerja sebaliknya, melawan sel-sel dalam tubuh seperti disampaikan dokter spesialis saraf konsultan Ahmad Yanuar Safri.
Terkait penyebab, hingga kini belum diketahui faktor yang membuat seseorang bisa mengalami Myasthenia Gravis
“Kita belum tahu kenapa bisa terjadinya autoimun ini, kenapa ada imun yang salah sehingga bisa menyebabkan kerusakan pada paut saraf itu. Akibat dari kerusakan paut saraf otot itu, ototnya jadi mudah lelah,” kata Ahmad dalam dalam acara Health Talk “Myasthenia Gravis: Lebih dari Sekedar Lelah,” yang diselenggarakan pada Sabtu, 12 Juli 2025.
Gejala Myasthenia Gravis Kerap Tidak Disadari
Ahmad menyebutkan gejala utama dari penyakit Myasthenia Gravis yakni kelelahan. Rasa mudah lemah dan lemas ini disebabkan karena adanya serangan oleh sel imun pada penghubung antara saraf dan otot.
Selain rasa lelah, ada lima gejala lain yang kerap diabaikan dan tidak dilihat sebagai tanda-tanda penyakit yang dapat membahayakan tubuh. Apa saja?
1. Mudah lelah saat beraktivitas
2. Kelopak mata turun
3. Penglihatan ganda
4. Kesulitan berbicara, mengunyah, atau menelan
5. Lemas pada lengan atau kaki
6. Sulit bernapas (dapat muncul pada kasus berat)
Pada penderita Myasthenia, kesulitan mengunyah dan menelan akan membuatnya mudah tersedak, terutama ketika mengonsumsi makanan keras.
“Kalau sedang makan gitu ya, bukan di awal makan tapi saat sedang makan, ya terutama makan yang agak keras-keras gitu ya seperti steak atau apa, daging atau apa gitu ya itu mulai kesulitan mengunyahnya atau tersedak,” kata Ahmad.
Kapan Harus Pergi Ke Dokter?
President Director Menarini Indonesia, Idham Hamzah menyebut, ketidaktahuan masyarakat terhadap gejala yang ditimbulkan oleh Myasthenia Gravis (MG) ini dapat menyebabkan kematian.
“Masyarakat umum masih belum tahu tentang MG, dampaknya MG, sengsaranya pasien yang terkena MG,” kata Idham.
Menanggapi ketidaksadaran masyarakat atas potensi fatal yang dihasilkan oleh penanganan Myasthenia Gravis yang terlalu lambat, Ahmad menyebutkan beberapa kondisi yang perlu diwaspadai, yaitu:
1. Jika gejala lemah otot muncul perlahan dan tidak membaik
2. Kelopak mata turun tiba-tiba
3. Sering tersedak saat makan atau minum
4. Lemas yang tidak sesuai usia atau aktivitas.
Sebagai penyintas Myasthenia Gravis, dokter spesialis saraf Zicky Yombana membagikan pengalaman kelelahannya yang tidak wajar.
Sebagai anggota band pada masa perkuliahan, ia menyatakan stick drum yang digenggamnya akan lepas sendiri pada lagu kedua yang dibawakannya.
Ia menyarankan agar setiap orang yang mengalami gejala Myasthenia agar segera memeriksakan diri untuk menghindari risiko yang fatal.
“Jika anda merasakan kelemahan otot yang hulang timbul, segera berkonsultasi dengan dokter saraf. Itulah kunci untuk mencegah komplikasi berbahaya seperti krisis miastenik dan memungkinkan untuk kembali hidup secara produksif,” jelasnya.
Perbedaan Lelah Biasa dengan Lelah Myasthenia Gravis
Perbedaan antara keadaan lelah alami yang dialami tubuh saat terlalu banyak beraktivitas dan lelah yang disebabkan oleh penyakit Myasthenia turut dijelaskan oleh Zicky yang sehari-hari praktik di RS Brawijaya Saharjo Jakarta ini,.
Menurut Zicky menyebut lelah biasa dikenal dengan istilah burnout itu sebagai fenomena di mana tubuh merasa lelah tetapi masih bisa menjalankan aktivitas.
“Kalau cuma burnout nih, cuma habis itu terus mau apa ya (melakukan aktivitas lain), yaudahlah mau ke kantor dulu, mau main padel nah itu bukan bukan MG,” kata Zicky.
“Tapi, kalau misalnya sampai dia lemes banget ya, kita pertimbangkan aja, siapa tahu tidak sih. Karena gini, saya punya prinsip adalah ketika seorang mengalami gangguan kesehatan di tubuhnya, lebih baik berpikir lebay daripada agak terlalu santai, gitu ya. Karena nanti kecolongan,” lanjutnya.