Warning: session_start(): open(/home/atriumwin/public_html/src/var/sessions/sess_abcb52602bbc38272411a5feffe44f7e, O_RDWR) failed: Disk quota exceeded (122) in /home/atriumwin/public_html/src/bootstrap.php on line 59

Warning: session_start(): Failed to read session data: files (path: /home/atriumwin/public_html/src/var/sessions) in /home/atriumwin/public_html/src/bootstrap.php on line 59
Jalur Mutasi SPMB Dinilai Diskriminatif terhadap Anak Guru - InfoUpdate

Jalur Mutasi SPMB Dinilai Diskriminatif terhadap Anak Guru

3 weeks ago 15
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksanaan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun ajaran 2025/2026 kembali menuai sorotan. Kali ini dari Koalisi Barisan Guru Indonesia (Kobar Guru Indonesia). Kobar Guru menilai ketentuan jalur mutasi dalam Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 3 Tahun 2025 telah menimbulkan ketidakadilan, terutama bagi anak guru.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jalur mutasi yang diperuntukkan bagi calon murid pindahan karena perpindahan tugas orang tua, termasuk anak guru, dinilai sangat terbatas dalam penerapannya. Ketua Dewan Kehormatan Pengurus Besar Persatuan Guru Seluruh Indonesia Soeparman Mardjoeki Nahali menyebut aturan tersebut menyulitkan anak guru untuk mengakses sekolah negeri.

“Banyak guru yang tidak dapat memanfaatkan jalur mutasi karena pendaftaran hanya dibuka untuk sekolah tempat guru tersebut mengajar. Anak guru yang orang tuanya mengajar di jenjang berbeda, seperti guru SMP yang hendak menyekolahkan anaknya ke SD, tidak bisa menggunakan jalur ini,” ujar Soeparman dalam keterangan tertulis pada Ahad, 22 Juni 2025.

Ia mencontohkan dua kasus di Jakarta, di mana anak guru baru dapat diterima di SD saat usianya sudah lebih dari delapan tahun karena tergeser oleh anak-anak lain yang usianya lebih tua. Jalur mutasi yang seharusnya memberikan alternatif, tetapi menurut dia, malah menyulitkan.

“Ini bertentangan dengan Pasal 19 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang menyatakan guru berhak atas kemudahan memperoleh pendidikan bagi anaknya,” kata Soeparman.

Masalah lain juga muncul mengenai jarak tempuh. Wakil Koordinator Advokasi Perkumpulan Pendidik Sains Geografi Nusantara Laili Hadiati menilai aturan tersebut mengabaikan aspek keseharian anak.

“Kalaupun anak guru bisa mendaftar di sekolah tempat orang tuanya mengajar, jarak sekolah dengan tempat tinggal bisa sangat jauh. Anak usia SD dan SMP sebaiknya bersekolah dekat rumah. Aturan ini tak mempertimbangkan realitas tersebut,” katanya.

Kritik lain juga datang dari Federasi Guru Independen Indonesia. Wakil Sekretaris Jenderal Halimson Redis menyatakan jalur mutasi bagi anak guru swasta sangat diskriminatif. Ia pernah mendaftarkan anaknya ke SMA negeri melalui jalur mutasi, namun ditolak karena sekolah yang dituju bukan tempat ia mengajar.

“Padahal saya melampirkan surat tugas lengkap. Kalau aturan hanya berlaku untuk sekolah tempat guru mengajar, maka semua guru swasta otomatis terdiskriminasi,” ujar Halimson.

Hari Risnandar dari Forum Guru Swasta Jakarta Raya turut menyatakan keprihatinannya. “Kalau guru negeri saja kesulitan, bagaimana dengan kami guru swasta? Aturan ini harus diperbaiki agar tidak merugikan anak guru. Ini soal komitmen negara dalam memuliakan guru sesuai amanat undang-undang,” katanya.

Ketua Dewan Penasehat Forum Martabat Guru Indonesia (FMGI) Provinsi Lampung itu mengingatkan agar pemerintah tidak memandang jalur mutasi sebagai privilese bagi anak guru, melainkan sebagai bentuk penghargaan terhadap pengabdian guru.

Dia berharap jalur mutasi itu tidak perlu eksklusif, tapi fleksibel. Idealnya, kata dia, anak guru dapat mendaftar di sekolah mana saja lewat jalur mutasi. “Toh kuotanya kecil, hanya lima persen dan dibagi dengan anak pindahan lainnya,” ujarnya.

Kobar Guru Indonesia menilai aturan ini perlu segera ditinjau ulang. Mereka berharap pemerintah benar-benar menunjukkan keberpihakan terhadap guru, bukan hanya dalam pidato seremonial, tapi juga dalam kebijakan konkret yang berdampak langsung pada kehidupan dan masa depan keluarga guru.

Read Entire Article