TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) secara resmi meluncurkan Program Magang Berdampak 2025 dalam acara yang berlangsung di Gedung D Kemendiktisaintek, Senin, 16 Juni 2025. Menteri Kementerian Pendidikan Tinggi Brian Yuliarto mengatakan Magang Berdampak merupakan program lanjutan yang menggantikan program magang era Nadiem Makarim, yakni Magang Merdeka.
“Program ini dirancang bukan semata-mata untuk meningkatkan angka partisipasi magang, tapi juga untuk menyiapkan mahasiswa menjadi pelaku perubahan. Kami tidak hanya mencetak lulusan tetapi agen perubahan yang memiliki kepekaan sosial, keterampilan profesional, dan daya saing global,” kata Brian seperti dikutip dari laman resmi Kemendiktisaintek pada Rabu, 18 Juni 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kolaborasi dengan 17 Mitra Strategis
Dilansir dari Antara, Program Magang Berdampak menggandeng 17 mitra industri dan instansi pemerintah dari sektor logistik, teknologi informasi, kecerdasan buatan, video streaming, edukasi digital, smart city, hingga pelestarian budaya. Total terdapat 344 posisi magang yang ditawarkan kepada mahasiswa dari seluruh Indonesia.
Mitra-mitra tersebut antara lain:
1. PT Otak Kanan
2. PT Bank Danamon Indonesia Tbk
3. PT Sebangku Jaya Abadi
4. PT Agritama Sinergi Inovasi
5. PT Suitmedia Kreasi Indonesia
6. PT Midi Utama Indonesia Tbk
7. BPJS Ketenagakerjaan
8. PT DSV Solutions Indonesia
9. PT Vidio Dot Com
10. PT Widya Inovasi Indonesia
11. PT Partner Impian Milenial
12. PT Indi Teknokreasi Internasional
13. PT Bersama Zatta Jaya
14. PT Citi Asia International
15. Kementerian Pekerjaan Umum (PU)
16. Perpustakaan Nasional
17. PT Maleo Edukasi Teknologi
Periode dan Mekanisme Pendaftaran
Pendaftaran program dibuka sejak 16 Juni hingga 11 Juli 2025 melalui laman resmi: simbelmawa.kemdiktisaintek.go.id/magang. Pelaksanaan magang dijadwalkan mulai 4 Agustus hingga 22 Desember 2025.
Selama masa magang lima bulan, mahasiswa akan mendapatkan tunjangan biaya hidup sebesar Rp2,8 juta per bulan, pendampingan oleh dosen pembimbing lapangan, serta pengakuan akademik dalam bentuk konversi hingga 20 SKS. Mahasiswa yang lolos seleksi akan melalui tahap pembekalan, pendampingan oleh dosen pembimbing lapangan, dan proses evaluasi berkala selama masa magang.
Program ini terbuka bagi mahasiswa aktif jenjang D2, D3, D4, dan S1 dari seluruh perguruan tinggi negeri dan swasta di bawah Kemendiktisaintek, dengan syarat minimal semester 2 untuk vokasi dan semester 4 untuk sarjana. Mahasiswa wajib memperoleh rekomendasi dari prodi dan menyerahkan dokumen pendukung seperti KTP, surat rekomendasi digital, SPTJM, dan Letter of Acceptance (LoA) dari mitra magang.
Wakil Menteri Kemendiktisaintek, Stella Christie, mengungkapkan, Program Magang Berdampak hadir untuk menjembatani kesenjangan antara dunia pendidikan dan industri, termasuk bagi mahasiswa dari keluarga kurang mampu.
“Sebanyak 33% peserta berasal dari latar belakang keluarga tidak mampu, dan 12,44% dari orang tua yang tidak menyelesaikan pendidikan dasar. Ini bentuk nyata keadilan sosial dalam pendidikan tinggi,” jelas Wamen Stella.
Ia menambahkan, berdasarkan evaluasi program magang sebelumnya (MSIB), rata-rata gaji lulusan mencapai Rp5,5 juta per bulan, hampir dua kali lipat dari rerata nasional. Selain itu, sejumlah peserta langsung mendapat tawaran kerja dari mitra magang.
Dede Leni Mardianti turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Mengapa Rumah Subsidi 18 Meter Persegi Tidak Layak