Liputan6.com, Jakarta - Sakit pinggang menjadi salah satu keluhan kesehatan yang paling sering dialami masyarakat. Rasa nyeri di bagian bawah tulang iga hingga atas tulang panggul ini bisa datang tiba-tiba, mengganggu aktivitas, bahkan menurunkan kualitas hidup.
Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan sakit pinggang? Dokter Spesialis Ortopedi Konsultan Spine RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, dr. Andra Hendriarto, Sp.OT(K) menjelaskan bahwa sakit pinggang adalah nyeri yang muncul di area bawah tulang iga hingga atas panggul dengan penyebab yang beragam.
"Secara garis besar, sakit pinggang dibagi menjadi dua, yaitu nyeri mekanikal dan nyeri non-mekanikal. Nyeri mekanikal disebabkan oleh komponen tulang belakang yang bergerak seperti tulang, sendi, otot, dan bantalan," kata Andra dalam diskusi media di Jakarta pada Rabu, 17 September 2025.
Sementara nyeri non-mekanikal, lanjut Andra, umumnya disebabkan oleh kondisi yang lebih serius seperti infeksi, tumor, atau osteoporosis.
Nyeri Mekanikal adalah Penyebab Tersering Sakit Pinggang
Nyeri mekanikal tercatat sebagai penyebab sekitar 80 persen kasus sakit pinggang. Kondisi ini erat kaitannya dengan aktivitas sehari-hari maupun kebiasaan tertentu.
Salah satu penyebab tersering adalah masalah pada bantalan tulang belakang atau Hernia Nukleus Pulposus (HNP). Gejalanya khas, yaitu pasien tidak tahan duduk lama, terutama tanpa sandaran, serta nyeri yang bertambah saat batuk atau bersin.
"Pasien dengan nyeri akibat bantalan seringkali tidak menemukan posisi duduk yang nyaman. Miring kiri salah, miring kanan salah, bersandar salah, apalagi tanpa sandaran," kata Andra.
Selain bantalan, sendi tulang belakang juga bisa menjadi sumber masalah. Jika nyeri akibat bantalan muncul saat posisi membungkuk, maka nyeri akibat sendi biasanya terasa ketika tubuh diregangkan ke belakang atau melakukan gerakan twisting.
"Misalnya saat bermain golf, tenis, atau bulu tangkis," ujarnya.
Ada juga nyeri pinggang akibat otot, biasanya muncul hanya pada posisi tertentu dan membaik saat beristirahat.
Pada kasus lain, kondisi skoliosis atau kelainan bentuk tulang belakang juga bisa menyebabkan otot bekerja tidak seimbang hingga menimbulkan rasa sakit.
Penyebab Sakit Pinggang karena Nyeri Non-Mekanikal
Meski jumlahnya lebih sedikit, nyeri non-mekanikal seringkali lebih berbahaya. Kondisi ini biasanya membuat pasien sulit duduk atau berdiri, bahkan dalam waktu singkat.
"Nyeri non-mekanikal disebabkan karena tulang belakang tidak mampu menopang berat badan. Contohnya pada kasus osteoporosis, patah tulang belakang, infeksi, atau tumor. Pasien biasanya hanya merasa nyaman saat berbaring," kata dr. Andra.
Gejala lain yang sering menyertai nyeri non-mekanikal adalah demam, penurunan berat badan, hilangnya nafsu makan, hingga kelemahan otot. Kondisi ini membutuhkan penanganan medis segera.
Tanda Bahaya atau “Red Flag” Sakit Pinggang
Tidak semua sakit pinggang bisa diatasi dengan istirahat atau obat pereda nyeri. Ada tanda bahaya yang harus segera diwaspadai.
"Jika ada trauma, penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan, kelemahan saraf seperti kesemutan atau lumpuh, usia lebih dari 50 tahun, demam, atau riwayat kanker, pasien wajib segera memeriksakan diri ke dokter," kata Andra.
Selain itu, kondisi saraf terjepit juga perlu diperhatikan. Gejalanya berupa nyeri menjalar ke lengan atau kaki, kebas, kesemutan, hingga gangguan motorik halus seperti kesulitan mengancing baju atau menulis. Pada kasus berat, saraf terjepit bisa menyebabkan kelumpuhan.
Pemeriksaan dan Penanganan Sakit Pinggang
Dokter biasanya akan melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Beberapa metode yang umum digunakan adalah X-ray, MRI, serta pemeriksaan kepadatan tulang (BMD) untuk mendeteksi osteoporosis.
"Dengan mengetahui kepadatan tulang, kita bisa menilai apakah pasien berisiko osteoporosis. Pemeriksaan ini penting agar bisa segera dilakukan pencegahan maupun pengobatan," ujar dr. Andra.