Liputan6.com, Jakarta Teh adalah salah satu minuman paling populer di dunia setelah air putih. Dari Asia hingga Eropa, teh bukan hanya sekadar minuman, tetapi juga bagian dari tradisi, budaya, dan momen kebersamaan. Di Indonesia sendiri, teh kerap disajikan sebagai pendamping sarapan, teman santai sore hari, hingga suguhan untuk tamu. Kehangatan teh menjadikannya identik dengan kenyamanan dan ketenangan.
Namun, teh bukan hanya soal rasa dan tradisi. Penelitian modern menemukan bahwa teh mengandung berbagai senyawa aktif yang memberikan dampak signifikan pada kesehatan tubuh. Dari antioksidan hingga polifenol, berbagai komponen bioaktif dalam teh berperan penting dalam melawan radikal bebas dan menjaga tubuh dari risiko penyakit.
Meski begitu, seperti halnya minuman berkafein lain, konsumsi teh juga perlu diperhatikan porsinya. Minum teh berlebihan bisa menimbulkan efek samping tertentu bagi kesehatan. Oleh karena itu, penting memahami apa saja manfaat minum teh dan risiko yang mungkin terjadi bila konsumsinya berlebihan. Berikut ulasan Liputan6.com, Rabu (17/9/2025).
1. Kaya Antioksidan untuk Melawan Radikal Bebas
Teh, khususnya teh hijau, mengandung polifenol seperti katekin yang berperan sebagai antioksidan kuat. Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, antioksidan dalam teh dapat melawan radikal bebas yang merusak sel dan memicu berbagai penyakit kronis, termasuk kanker, penyakit hati, dan penuaan dini. Studi dari PubMed (Hayat et al., 2014) juga menegaskan bahwa polifenol teh memiliki efek antikarsinogenik dan antiinflamasi.
2. Menjaga Kesehatan Jantung
Beberapa penelitian menunjukkan konsumsi teh hitam dan hijau dapat menurunkan kadar kolesterol LDL, trigliserida, dan tekanan darah. Journal of Nutrition melaporkan bahwa peminum teh hitam secara rutin mengalami penurunan kolesterol total dibanding mereka yang tidak minum teh. Harvard Health juga menyebutkan bahwa polifenol dalam teh mampu menjaga pembuluh darah tetap elastis, sehingga menurunkan risiko stroke dan penyakit kardiovaskular.
Kandungan polifenol dalam teh berperan dalam membantu mengendalikan kadar gula darah. Menurut penelitian yang dipublikasikan oleh BMJ Open Diabetes Research & Care (2020), konsumsi rutin teh hijau hingga empat cangkir per hari berhubungan dengan penurunan risiko kematian akibat komplikasi diabetes.
4. Membantu Menurunkan Berat Badan
Teh, terutama teh hijau, sering dikaitkan dengan metabolisme tubuh yang lebih baik. Katekin dan kafein di dalamnya meningkatkan pembakaran lemak. Dinkes Kalbar mencatat bahwa teh dapat membantu tubuh membakar kalori lebih banyak, terutama saat dikombinasikan dengan aktivitas fisik.
5. Mendukung Fungsi Otak dan Kesehatan Mental
Menurut Harvard T.H. Chan School of Public Health, kandungan kafein dan L-theanine dalam teh bisa meningkatkan fokus, konsentrasi, dan memberikan efek menenangkan. Sebuah analisis yang dipublikasikan di PeerJ (2023) menemukan bahwa konsumsi teh dikaitkan dengan penurunan risiko demensia hingga 29%.
6. Kesehatan Kulit dan Gigi
Teh hitam maupun hijau memiliki efek antibakteri yang dapat melindungi kesehatan mulut. Studi di Journal of Oral and Maxillofacial Pathology menunjukkan teh hijau dapat mencegah pertumbuhan bakteri penyebab gigi berlubang. Selain itu, polifenol juga membantu mengurangi kerusakan kulit akibat paparan sinar UV, sehingga membuat kulit tampak lebih sehat.
7. Membantu Tidur Lebih Nyenyak
Meskipun mengandung kafein, beberapa jenis teh herbal (misalnya teh chamomile atau teh hijau rendah kafein) dapat meningkatkan kualitas tidur. Integrative Medicine Research mencatat konsumsi teh tertentu bisa memperbaiki kualitas tidur pada penderita insomnia ringan hingga sedang.
Risiko Konsumsi Teh Berlebihan
Meski memiliki banyak manfaat, konsumsi teh yang terlalu banyak juga bisa berdampak negatif.
1. Gangguan Tidur dan Jantung Berdebar
Teh mengandung kafein, meskipun lebih rendah dibanding kopi. Jika diminum berlebihan, kafein dapat menyebabkan insomnia, kecemasan, dan jantung berdebar (Harvard Health).
2. Penyerapan Zat Besi Terganggu
Menurut PubMed (Hayat et al., 2014), konsumsi teh dalam jumlah tinggi bisa menghambat penyerapan zat besi dari makanan, sehingga berisiko menyebabkan anemia, terutama pada wanita hamil atau anak-anak.
3. Kerusakan pada Kerongkongan
Kebiasaan minum teh yang terlalu panas bisa meningkatkan risiko kanker kerongkongan, sebagaimana disebutkan dalam tinjauan di Harvard Health.
4. Masalah pada Ginjal
Asupan teh berlebihan, terutama teh hitam yang kaya oksalat, berpotensi memicu batu ginjal jika dikonsumsi secara terus-menerus tanpa kontrol.
5. Efek Tambahan dari Pemanis
Menambahkan gula atau krimer ke dalam teh akan mengurangi manfaatnya. Hal ini justru meningkatkan risiko obesitas, diabetes, dan penyakit jantung.
Oleh karena itu, para ahli merekomendasikan konsumsi teh sekitar 2–4 cangkir per hari untuk mendapatkan manfaat optimal tanpa menimbulkan risiko berlebihan.
FAQ Seputar Teh
1. Apakah semua teh berasal dari tanaman yang sama?
Ya, teh hitam, hijau, putih, dan oolong semuanya berasal dari tanaman Camellia sinensis. Perbedaan jenis teh ditentukan oleh proses pengolahannya.
2. Mana yang lebih sehat, teh hijau atau teh hitam?
Teh hijau mengandung lebih banyak katekin (antioksidan), sedangkan teh hitam memiliki lebih banyak kafein. Keduanya sama-sama bermanfaat, tinggal disesuaikan dengan kebutuhan tubuh.
3. Apakah teh bisa membantu diet?
Ya, terutama teh hijau. Kandungan katekin dan kafein dapat membantu metabolisme tubuh dan meningkatkan pembakaran lemak, apalagi bila dikombinasikan dengan olahraga.
4. Bolehkah minum teh setiap hari?
Boleh, selama tidak melebihi 4 cangkir per hari dan tidak ditambahkan gula berlebihan. Konsumsi rutin justru memberikan manfaat kesehatan.
5. Apakah teh herbal termasuk teh?
Secara teknis, tidak. Teh herbal berasal dari tanaman selain Camellia sinensis, misalnya chamomile atau peppermint. Namun, teh herbal tetap bisa memberikan manfaat kesehatan tertentu.