Liputan6.com, Jakarta - TikTok dilaporkan tengah menyiapkan aplikasi versi baru khusus untuk pengguna di Amerika Serikat (AS). Langkah ini menjadi angin segar bagi pengguna, di tengah polemik panjang soal keamanan nasional dan potensi pemblokiran aplikasi asal China itu.
Mengutip laporan The Information via Phone Arena, Senin (7/7/2025), aplikasi baru ini dijadwalkan meluncur di App Store dan Google Play pada 5 September 2025.
Aplikasi TikTok versi AS ini akan berdiri terpisah dari versi global, sebagai bentuk penyesuaian terhadap regulasi ketat diterapkan pemerintah AS.
Lalu bagaimana dengan nasib aplikasi TikTok yang sudah ada saat ini? Kabarnya, aplikasi ini akan tetap aktif hingga Maret 2026.
Setelah itu, pengguna baru TikTok di AS wajib mengunduh aplikasi versi lokal jika ingin tetap mengakses layanan berbagi video pendek ini.
Banyak pihak meyakini, langkah ini sebagai upaya ByteDance untuk memenuhi tuntutan pemerintah AS, mewajibkan TikTok melepaskan operasinya di wilayah tersebut kepada pihak non-China.
TikTok Jadi Propanda China?
Presiden Donal Trump, telah memperpanjang tenggat waktu penjualan TikTok hingga tiga kali. Namun kini, ia dikabarkan yakin kesepakatan sudah semakin dekat.
TikTok sendiri selama ini kerap dicap sebagai alat propaganda China dan dianggap mengancam keamanan nasional oleh sejumlah pihak di AS.
Meluncurkan aplikasi versi terpisah bisa jadi solusi kompromi—sebuah ironi, mengingat kritik serupa sebelumnya sering dialamatkan AS terhadap China soal aplikasi asing yang dipisahkan secara lokal.
Video Rasis Besutan AI Google Viral di TikTok
Video rasis yang tampaknya dibuat oleh tool AI Google, Veo 3, viral di TikTok. Video tersebut disaksikan hingga jutaan kali melalui TikTok dan informasi ini pertama kali ditemukan oleh lembaga pengawas media independent Media Matters.
Mengutip The Verge, Minggu (6/7/2025), video besutan AI itu penuh dengan hal-hal berbau rasisme, banyak di antaranya menargetkan orang kulit hitam.
Media Matters juga menentukan bahwa salah satu video yang dianggap rasis mendapatkan 14,2 juta kali penayangan.
Dibuat Pakai Google Veo 3
Video tersebut belakangan diketahui merupakan buatan Google Veo 3 karena ada watermark “Veo” pada bagian sudut klip.
Media Matters mengungkap, beberapa pengguna juga mencantumkan tagar, keterangan, atau nama pengguna yang berkaitan dengan Veo 3 maupun AI.
Tiap klip video AI yang ditemukan oleh lembaga ini memiliki durasi singkat atau terdiri dari beberapa klip yang tak lebih dari delapan detik. Hal ini identik dengan batasan durasi Veo 3 yakni sepanjang 8 detik.