Liputan6.com, Jakarta Marc-Andre ter Stegen tengah berada di tengah badai. Statusnya sebagai kiper utama Barcelona telah dicabut, tapi keputusannya untuk tetap bertahan memperumit segalanya. Ia kini tidak hanya berjuang untuk tempat di tim, tapi juga harga dirinya.
Barcelona sudah menegaskan bahwa Ter Stegen tak lagi masuk dalam rencana tim musim ini. Joan Garcia diangkat sebagai penjaga gawang utama, sementara Wojciech Szczesny disiapkan sebagai pelapis. Namun, Ter Stegen belum mau pergi.
Beberapa klub mulai mengintip peluang untuk merekrutnya, dengan Galatasaray menjadi peminat paling serius. Namun, kiper Jerman 33 Jerman yang sudah memperkuat Barcelona sejak 2014 itu masih bersikukuh—ia tak ingin hengkang sebelum bertarung hingga titik akhir.
Ter Stegen Tak Lagi Jadi Pilihan Utama
Langkah Barcelona mengejutkan banyak pihak, tapi jelas menunjukkan arah baru yang ingin mereka tempuh. Joan Garcia dipilih untuk jadi tulang punggung pertahanan baru tim. Kepercayaan besar itu memberi sinyal jelas bahwa era Ter Stegen telah berlalu.
Sebagai pelapis, Szczesny akan memberikan pengalaman dan ketenangan. Kombinasi keduanya dinilai cukup oleh pelatih dan manajemen untuk menjalani musim penuh tantangan, terutama dari sisi finansial dan performa.
Ter Stegen, sementara itu, tidak diberi tempat. Ia tak akan dimainkan, tak masuk dalam rotasi, dan diminta mencari klub baru. Namun, keputusannya untuk bertahan memicu ketegangan internal yang belum menemukan jalan tengah.
Galatasaray Tawarkan Jalan Keluar
Di luar sana, Galatasaray melihat peluang. Klub asal Turki itu ingin mendatangkan kiper berpengalaman untuk mengisi pos krusial. Menurut laporan media Spanyol, SPORT, mereka siap menawarkan kontrak empat tahun dan kenaikan gaji yang signifikan asalkan Ter Stegen mau pergi secara gratis.
Tawaran itu cukup menggoda. Jika dikalkulasi, nilainya tergolong besar untuk pemain di atas 30 tahun yang saat ini tak punya jaminan bermain di klubnya.
Komunikasi terus dijalin oleh pihak Galatasaray dengan perwakilan Ter Stegen. Mereka sabar menunggu, tetapi juga realistis—opsi lain terus dipertimbangkan jika akhirnya sang kiper tetap menolak hengkang.
Rasa Kecewa yang Mendalam
Bukan hanya soal tempat di lapangan, Ter Stegen merasa klub tak memperlakukannya dengan adil. Ia dikabarkan kecewa karena merasa ada kebocoran informasi internal yang mencoreng namanya, terutama di akhir musim lalu.
Ia menduga klub sengaja menyebarkan narasi konflik di ruang ganti demi melemahkan posisinya. Hal ini dianggap sebagai bentuk tidak hormat atas dedikasi dan kontribusinya selama bertahun-tahun.
Kini, ia bersikeras bertahan untuk membuktikan diri. Ia percaya bisa merebut kembali tempat utama lewat performa, bukan negosiasi. Januari jadi target waktu untuk mengevaluasi semuanya, termasuk kemungkinan pindah.
Titik Beku yang Sulit Dicairkan
Barcelona ingin mengurangi beban gaji, dan Ter Stegen jadi salah satu nama besar yang ingin mereka lepas. Namun, untuk itu, mereka berharap ia bersedia melepas sebagian hak finansialnya. Sa...