Liputan6.com, Jakarta Cristiano Ronaldo tak hanya bersinar di atas lapangan saat memperkuat Manchester United, tetapi juga disebut punya pengaruh besar terhadap cara manajer legendaris Sir Alex Ferguson memperlakukan para pemainnya. Hal ini diungkap langsung oleh mantan bek MU, Nemanja Vidic.
Di Manchester United, Ferguson dikenal dengan istilah 'hairdryer treatment'. Istilah itu merujuk pada gaya khas Sir Alex Ferguson saat memarahi pemain Manchester United.
Dengan nada tinggi dan emosi meluap, Ferguson dikenal tak segan melontarkan kritik pedas dari jarak sangat dekat — seolah-olah meniup rambut pemain seperti hairdryer yang menyala kencang.
Gaya ini jadi legenda tersendiri di ruang ganti Old Trafford, simbol ketegasan Ferguson dalam menjaga disiplin tim. Bukan cuma soal marah, tapi juga cara dia menanamkan standar tinggi bagi para pemainnya.
Meski terdengar ekstrem, metode ini kerap dianggap sukses membentuk mental juara skuad Setan Merah di era keemasannya.
Cerita Nemanja Vidic
Dalam wawancaranya dengan Gary Neville di acara The Overlap yang dipersembahkan oleh Sky Bet, Vidic mengungkap bahwa kehadiran Ronaldo membuat Ferguson mengubah pendekatannya terhadap beberapa pemain, terutama mereka yang berasal dari luar Inggris.
“Sir Alex memang dikenal kerap berteriak di ruang ganti. Tapi saya rasa dia mulai berhenti melakukannya setelah berhadapan dengan Ronaldo,” ujar Vidic.
“Saya tidak bilang dia takut, tapi dia sadar bahwa berteriak tidak efektif untuk semua pemain.”
Kesaksian Nemanja Vidic
Menurut Vidic, perubahan itu terlihat jelas ketika Ferguson mulai memperlakukan pemain asing dengan lebih hati-hati.
"Ronaldo mungkin tidak terlalu cocok dengan pendekatan kasar semacam itu," tutur Vidic.
"Mungkin cara itu berhasil untuk pemain Inggris, tapi untuk pemain luar, pendekatan itu harus disesuaikan," lanjutnya.
Nemanja Vidic di Manchester United
Vidic sendiri bergabung dengan Manchester United pada 2006 dari Spartak Moscow dan menjadi bagian penting dari era kejayaan Setan Merah.
Bersama Ronaldo, ia meraih berbagai gelar prestisius seperti tiga trofi Premier League, dua Piala Liga, dan satu trofi Liga Champions tahun 2008.
Bek asal Serbia itu mengakhiri kariernya di Old Trafford pada 2014 setelah mencatatkan lebih dari 300 penampilan, sebelum hijrah ke Italia untuk memperkuat Inter Milan.
Pengakuan Vidic ini memperkuat narasi betapa besar pengaruh Ronaldo tidak hanya sebagai pemain bintang, tapi juga sebagai sosok yang mengubah dinamika internal tim — bahkan terhadap pelatih sekelas Sir Alex Ferguson.
Sumber: The Overlap