Liputan6.com, Jakarta Minuman manis seperti teh kemasan, minuman bersoda, kopi kekinian, hingga jus buah dengan tambahan gula sering jadi pilihan banyak orang. Rasanya manis, segar, dan memberi sensasi puas setelah diminum. Tidak heran jika banyak orang menjadikannya bagian dari rutinitas harian. Namun, di balik kesenangan tersebut, ada bahaya kesehatan yang mengintai.
Menurut Journal of the American College of Cardiology, konsumsi minuman berpemanis secara rutin dapat meningkatkan risiko penyakit jantung hingga 20%. Hal ini disebabkan oleh tingginya kandungan gula yang memicu lonjakan kadar gula darah, meningkatkan resistensi insulin, dan memengaruhi metabolisme lemak.
Efek buruk minuman manis juga telah dibuktikan oleh The Lancet Public Health, yang mencatat peningkatan risiko obesitas dan diabetes tipe 2 pada orang yang rutin mengonsumsinya. Bahkan, bahaya ini tidak hanya menyerang mereka yang kelebihan berat badan, tapi juga orang dengan berat badan normal karena efek gula terhadap organ seperti hati dan pankreas.
Artikel ini akan membahas alasan mengapa minuman manis membuat ketagihan, dampaknya bagi kesehatan jangka panjang, jenis minuman yang diam-diam mengandung gula tinggi, serta strategi untuk menguranginya tanpa harus merasa tersiksa.
Mengapa Minuman Manis Bikin Ketagihan?
Rasa manis dari gula memiliki efek langsung pada otak. Menurut Harvard T.H. Chan School of Public Health, gula memicu pelepasan dopamin yakni hormon yang menimbulkan rasa senang, membuat kita ingin mengulang pengalaman tersebut. Inilah yang menyebabkan orang sulit melepaskan kebiasaan minum minuman manis.
Selain itu, setiap kali kita mengonsumsi minuman tinggi gula, kadar gula darah melonjak cepat lalu turun drastis. Fluktuasi ini memicu rasa lemas, lapar palsu, dan keinginan untuk mencari gula lagi. Pola ini mirip dengan siklus adiksi yang dialami pada zat adiktif.
Faktor sosial juga berperan besar. Minum kopi susu kekinian saat nongkrong, membeli minuman kemasan sebagai “teman perjalanan”, atau menjadikannya bagian dari ritual harian membuat konsumsi minuman manis terasa normal. Padahal, kebiasaan ini tanpa sadar menambah asupan gula harian.
Industri minuman memanfaatkan situasi ini melalui pemasaran agresif. Menurut British Medical Journal, iklan yang emosional, kemasan menarik, dan harga terjangkau membuat minuman manis semakin sulit dihindari, terutama bagi anak muda.
Dampak Jangka Panjang Konsumsi Minuman Manis
Konsumsi gula berlebih secara rutin memberikan beban berat pada tubuh. Salah satu dampak terbesarnya adalah peningkatan risiko diabetes tipe 2. American Diabetes Association menjelaskan bahwa lonjakan gula darah yang terus menerus memaksa pankreas memproduksi lebih banyak insulin, hingga akhirnya terjadi resistensi insulin.
Obesitas juga menjadi risiko yang signifikan. Kalori dari minuman manis tidak memberikan rasa kenyang, sehingga mendorong kita makan lebih banyak. Journal of the American Heart Association menemukan bahwa minuman berpemanis berkontribusi besar terhadap kenaikan berat badan dan lemak viseral, yang berbahaya bagi kesehatan jantung.
Tidak hanya itu, gula berlebih dapat memicu peradangan kronis dalam tubuh, meningkatkan tekanan darah, dan mengganggu profil lipid. Semua ini merupakan faktor risiko utama penyakit jantung dan stroke.
Kerusakan gigi juga menjadi masalah nyata. Bakteri di mulut memakan gula dari minuman manis dan menghasilkan asam yang merusak enamel gigi, menyebabkan gigi berlubang dan penyakit gusi.
Bahaya Tersembunyi di Minuman yang Terlihat 'Sehat'
Banyak orang mengira hanya minuman bersoda yang berbahaya. Faktanya, beberapa minuman yang dianggap sehat justru mengandung gula dalam jumlah besar.
Jus buah kemasan, misalnya, sering kali diberi tambahan gula untuk memperkuat rasa. Menurut rekomendasi World Health Organization (WHO), satu botol jus kemasan bisa mengandung gula setara dengan batas harian yang dianjurkan, yaitu 25 gram. Minuman olahraga dan energi juga tidak kalah manis, padahal tanpa aktivitas fisik yang intens, kalori dan gula di dalamnya hanya menumpuk menjadi lemak.
Kopi dan teh kekinian sering menjadi sumber gula tersembunyi lainnya. Journal of Food Science and Technology mencatat bahwa satu gelas kopi susu dengan sirup rasa dan topping bisa mengandung 40–60 gram gula.
Bahkan susu rasa seperti cokelat atau stroberi mengandung gula tambahan yang efeknya terhadap tubuh mirip dengan minuman bersoda. Perlu kesadaran membaca label gizi untuk menghindari konsumsi gula berlebih dari minuman 'sehat' ini.
Strategi Mengurangi Konsumsi Minuman Manis
Ganti bertahap dengan pilihan lebih sehat
Menurut Nutrition Journal, mengurangi gula secara bertahap membantu tubuh beradaptasi. Mulailah mengganti minuman manis dengan air putih, infused water, atau teh tanpa gula.
Kurangi frekuensi dan porsi
Jika biasanya minum setiap hari, ubah menjadi 2–3 kali seminggu, lalu kurangi lagi hingga sesekali saja.
Perhatikan...