Liputan6.com, Jakarta Peran dokter spesialis kedokteran nuklir sangat krusial dalam diagnosis dan penanganan berbagai penyakit serius.
Kedokteran nuklir menggunakan sejumlah kecil bahan radioaktif (radiofarmaka) untuk melihat fungsi organ dan jaringan di dalam tubuh secara detail, serta untuk terapi tertentu.
“Kedokteran nuklir dengan menggunakan SPECT-CT scan atau PET-CT scan menawarkan kemampuan diagnostik yang unik yang tidak selalu bisa didapatkan dari pemeriksaan pencitraan lainnya seperti X-ray, CT scan, atau MRI,” kata dokter spesialis kedokteran nuklir RS EMC Grha Kedoya, Junan Imaniar Pribadi, mengutip laman EMC, Jumat (25/7/2025).
Keunggulan kedokteran nuklir terletak pada kemampuannya untuk:
Melihat Fungsi Organ
Kedokteran nuklir dapat menunjukkan bagaimana organ berfungsi, bukan hanya tampilannya. Misalnya, apakah jantung memompa darah dengan baik, atau apakah fungsi kedua ginjal masing-masing masih baik.
Menentukan Sejauh Mana Penyakit Telah Menyebar
Ini sangat penting dalam kasus kanker, di mana kedokteran nuklir dapat membantu menentukan stadium penyakit dan apakah kanker telah menyebar ke bagian tubuh lain (metastasis).
Memandu Pengobatan
Hasil pencitraan nuklir dapat membantu dokter merencanakan pengobatan yang paling efektif, termasuk terapi kanker.
Mendeteksi Penyakit pada Stadium Awal
Perubahan pada tingkat sel sering kali dapat terdeteksi lebih awal dengan pencitraan nuklir, bahkan sebelum perubahan struktural terlihat.
Para peneliti universitas di negara bagian Maryland, Amerika Serikat, menggunakan kecerdasan buatan untuk mendiagnosa dan mengobati kondisi medis yang serius dengan lebih baik. Seperti apa teknologinya? Simak laporan VOA berikut ini.
Kapan Perlu ke Dokter Spesialis Kedokteran Nuklir?
Ada beberapa kondisi yang bisa menjadi indikasi pasien memerlukan konsultasi atau pemeriksaan dengan dokter spesialis kedokteran nuklir, yakni:
Gangguan Tiroid
Dokter spesialis kedokteran nuklir dapat membantu mendiagnosis hipertiroidisme, hipotiroidisme, nodul tiroid, atau kanker tiroid melalui pemeriksaan Thyroid Scan atau terapi Iodium Radioaktif (RAI).
Gangguan tiroid ditandai dengan gejala seperti perubahan berat badan yang drastis, kelelahan berlebihan, detak jantung tidak teratur, atau pembengkakan di leher,
Penyakit Jantung Koroner
Pemeriksaan Myocardial Perfusion Scan (SPECT Jantung) dapat mengevaluasi aliran darah ke otot jantung, mendeteksi area yang kekurangan darah, dan menilai fungsi jantung setelah serangan jantung.
Penyakit ini ditandai dengan nyeri dada dan sesak napas. Riwayat penyakit jantung dalam keluarga juga menjadi salah satu alasan mengapa perlu periksa ke dokter spesialis kedokteran nuklir.
Berbagai Jenis Kanker
Untuk diagnosis, penentuan stadium, pemantauan respons terhadap pengobatan, atau deteksi kekambuhan kanker, pemeriksaan Positron Emission Tomography/Computed Tomography (PET/CT Scan) sangat direkomendasikan.
Ini adalah modalitas canggih yang dapat mendeteksi sel kanker di seluruh tubuh dengan akurasi tinggi. Contohnya pada kanker paru, kanker usus besar, limfoma, dan lain-lain.
Penyakit Tulang dan Sendi
Nyeri tulang yang tidak jelas penyebabnya, kecurigaan patah tulang stres, atau penyebaran kanker ke tulang (metastasis tulang) dapat dievaluasi dengan Bone Scan. Pemeriksaan ini sangat sensitif dalam mendeteksi kelainan tulang.
Penyakit Ginjal
Jika ada dugaan gangguan fungsi ginjal, infeksi saluran kemih berulang, atau hipertensi yang sulit dikontrol, pemeriksaan seperti Renogram-GFR (DTPA Scan) atau DMSA Scan dapat menilai fungsi masing-masing ginjal dan mendeteksi adanya sumbatan atau kelainan lain.
Kelainan Otak dan Neurologis
Meskipun tidak seumum kondisi lain, kedokteran nuklir juga berperan dalam diagnosis penyakit Parkinson, Alzheimer, atau epilepsi tertentu melalui pemeriksaan Brain SPECT Scan atau Brain PET Scan.
Penyakit Saluran Cerna
Untuk kasus tertentu seperti perdarahan saluran cerna yang tidak diketahui asalnya atau masalah pengosongan lambung (gastroparesis), pemeriksaan kedokteran nuklir dapat memberikan informasi penting.
“Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala-gejala di atas, atau memiliki riwayat penyakit yang memerlukan evaluasi lebih lanjut, jangan menunda untuk berkonsultasi dengan dokter umum Anda terlebih dahulu.”
“Dokter umum akan memberikan rujukan yang tepat jika memang diperlukan pemeriksaan oleh dokter spesialis kedokteran nuklir,” pungkas Junan.