Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia melalui otoritas yang mengawasi pengembangan kecerdasan buatan (AI) disebut sedang mempersiapkan langkah strategis besar untuk mendorong kemajuan sektor ini.
Sebuah dokumen resmi mengungkap rencana pembentukan “sovereign AI fund” atau dana AI berdaulat, yang akan menjadi sumber pembiayaan utama bagi ambisi Indonesia menempatkan diri sebagai pusat pengembangan teknologi AI di Asia Tenggara.
Mengutip Reuters, Senin (11/8/2025), strategi tersebut tertuang dalam white paper setebal 179 halaman.
Dokumen ini tidak hanya memetakan kesiapan infrastruktur komputasi Indonesia untuk mendukung AI, tetapi juga memberikan rekomendasi kebijakan yang akan menjadi acuan hingga tahun 2030.
Salah satu poin penting adalah menunjuk Danantara Indonesia, sovereign wealth fund nasional dengan aset di atas USD 900 miliar, sebagai pengelola utama dana ini.
Keterlibatan lembaga tersebut diharapkan memastikan pendanaan jangka panjang yang kuat, transparan, dan terarah untuk mengakselerasi proyek-proyek AI strategis di Tanah Air.
Jadwal dan Model Pembiayaan
Dana kedaulatan AI ini direncanakan mulai dibentuk dalam rentang waktu 2027 hingga 2029.
Pemerintah menargetkan pembiayaan akan menggunakan skema campuran antara modal publik dan modal swasta, sehingga pembiayaan tidak hanya bergantung pada APBN.
Selain itu, dokumen white paper tersebut juga merekomendasikan pemberian insentif fiskal untuk mendorong investor domestik masuk ke sektor AI.
Meski belum ada rincian jumlah modal yang dibutuhkan, rencana ini dipandang sebagai sinyal keseriusan Indonesia dalam menyiapkan infrastruktur pembiayaan jangka panjang.
Langkah tersebut sejalan dengan pengumuman bulan lalu bahwa Indonesia akan meluncurkan peta jalan nasional AI pertamanya.
Tujuannya adalah menarik investasi asing dan memperkuat posisi Indonesia di tengah persaingan global AI dan manufaktur chip.
Hal ini menjadi semakin penting ketika negara tetangga seperti Malaysia sudah mengamankan miliaran dolar dari perusahaan teknologi raksasa untuk membangun infrastruktur cloud dan layanan AI.
Potensi Ekonomi yang Besar
Meski berada di tahap awal adopsi kecerdasan buatan, potensi ekonomi Indonesia di sektor ini dinilai sangat menjanjikan.
Berdasarkan dokumen yang sama, pemanfaatan AI secara tepat bisa mendorong pertumbuhan signifikan pada berbagai sektor industri.
Laporan Boston Consulting Group pada April lalu memproyeksikan negara-negara ASEAN akan memperoleh tambahan kontribusi terhadap PDB antara 2,3% hingga 3,1% pada 2027 berkat adopsi AI.
Indonesia disebut sebagai negara yang akan merasakan dampak tertinggi secara absolut terhadap pertumbuhan output domestik. Penyusunan strategi nasional ini juga melibatkan masukan dari berbagai pihak swasta.
Huawei, raksasa teknologi asal Tiongkok, serta GoTo, perusahaan teknologi terbesar di Indonesia, menjadi dua kontributor utama.
Keduanya memberikan wawasan industri mengenai kebutuhan infrastruktur, pengembangan talenta digital, hingga kerangka regulasi yang diperlukan untuk mempercepat pembentukan ekosistem AI nasional yang kompetitif.
Masih Menunggu Masukan Publik
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menegaskan bahwa dokumen strategi AI nasional ini masih berada pada tahap konsultasi publik dan belum menjadi draf final.
Tahap ini dipandang krusial untuk mengumpulkan pandangan dari berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pelaku industri, akademisi, hingga komunitas teknologi.
Dengan begitu, strategi yang dihasilkan benar-benar relevan dan bisa diimplementasikan secara efektif.
Fokus pembahasan tidak hanya pada percepatan inovasi, tetapi juga pada aspek keamanan data, perlindungan privasi, serta keselarasan dengan visi jangka panjang pembangunan nasional.
Dengan kombinasi dukungan dana kedaulatan khusus, insentif fiskal, dan kemitraan lintas sektor, Indonesia berupaya menempatkan diri sebagai produsen teknologi AI, bukan sekadar pengguna.
Apabila rencana ini berhasil diwujudkan, posisi Indonesia di peta teknologi global berpotensi berubah signifikan dalam 10 tahun ke depan.