TEMPO.CO, Jakarta -- Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO) Prita Laura mengatakan, program Cek Kesehatan Gratis (CKG) sudah diikuti oleh 8,2 juta warga negara per Juni 2025. "Setelah empat bulan berjalan, program ini menjangkau lebih dari 8,2 juta warga di seluruh Indonesia," ujar dia dalam keterangan resmi, Jumat, 13 Juni 2025.
Prita mengatakan, partisipasi tertinggi dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat, yang menyumbang sekitar 60 persen total peserta. Dari pemeriksaan yang dilakukan di 9.552 puskesmas di 38 provinsi, tiga temuan masalah kesehatan utama: hipertensi, diabetes melitus, dan gangguan kesehatan gigi. "Data Kementerian Kesehatan menunjukkan, satu dari lima peserta mengalami hipertensi, sebanyak 5,9 persen menderita diabetes, dan setengah peserta CKG mengalami masalah gigi dan mulut," ujar dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, Prita menuturkan, obesitas sentral juga mendapat perhatian khusus, dengan prevalensi 50 persen pada perempuan dan 25 persen pada laki-laki dari eluruh peserta CKG.
Program Cek Kesehatan Gratis ditargetkan menjangkau 280 juta penduduk dalam lima tahun. Pada tahun pertama, program ini menargetkan 60 juta orang, dengan rencana anggaran sebesar Rp 4,7 triliun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.
Pada perkembangannya, Prita mengklaim antusiasme masyarakat yang ingin memeriksakan kesehatan semakin tinggi. Kementerian Kesehatan membuka program CKG bagi komunitas, organisasi kemasyarakatan, badan usaha milik negara, dan perusahaan swasta bahkan kelompok hobi pun sudah.
“Kolaborasi nyata antara puluhan ribu Puskesmas, ratusan dinas kesehatan, Kementerian Kesehatan, dan Kabinet Merah Putih yang solid. Semua anggota kabinet terlibat aktif mempromosikan CKG,” ujar Prita. Mulai Juli 2025, program CKG Sekolah akan diluncurkan untuk menjangkau hingga 50 juta siswa di seluruh jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Cek kesehatan gratis telah mulai dilaksanakan sejak 10 Februari 2025 di seluruh puskesmas di Indonesia. Program ini awalnya diumumkan sebagai sebagai kado ulang tahun dari negara kepada masyarakat.
Gagasan pemeriksaan kesehatan ini didasarkan pada data pemerintah yang menunjukkan lebih dari 600 ribu orang Indonesia meninggal akibat penyakit kardiovaskular, seperti stroke. Pemerintah menilai penyakit ini sering kali disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat dan bisa dicegah dengan cek kesehatan secara rutin.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan Aji Muhawarman mengatakan program cek kesehatan gratis dilaksanakan di fasilitas kesehatan primer, dengan prioritas di Puskesmas. Klinik akan dilibatkan secara bertahap ke depannya. “Saat ini, Indonesia memiliki 10.200 Puskesmas yang siap melaksanakan cek kesehatan gratis secara serentak. Masyarakat diimbau memilih fasilitas kesehatan terdekat dengan domisilinya agar proses cek kesehatan lebih mudah diakses,” ujar Aji pada Februari lalu seperti dilansir https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/.
Aji menjelaskan bahwa ada tiga cara pendaftaran yang bisa dilakukan masyarakat: Pertama, melalui aplikasi Satu Sehat Mobile. Masyarakat dapat mengetahui jadwal dan lokasi Puskesmas untuk cek kesehatan gratis. Kedua, melalui chatbot WhatsApp di nomor 081110500567. Chatbot ini akan memandu masyarakat dalam proses pendaftaran dengan cara yang mudah dan praktis. Kedua, datang langsung ke Puskesmas terdekat.