ILRC: RUU KUHAP Belum Jamin Hak Masyarakat Adat

3 weeks ago 23
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif The Indonesian Legal Resource Center Siti Aminah Tardi menilai Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (RUU KUHAP) belum sepenuhnya menjamin hak-hak fundamental sejumlah kelompok rentan, seperti hak masyarakat adat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"RUU KUHAP sebagai hukum formil untuk menegakkan KUHP nasional seharusnya mengakui dan menjamin hak masyarakat hukum adat sebagai pemangku hukum pidana adat itu sendiri,” kata Ami sapaan akrab Aminah dalam keterangan tertulis yang diterima pada Jumat, 18 Juli 2025.

Ami mengatakan bahwa masyarakat adat yang menjadi tersangka, terdakwa, atau korban berhak diperlakukan secara khusus, termasuk dalam bahasa, budaya, dan mekanisme penyelesaian konflik melalui hukum adat. “Proses hukum pidana adat sebaiknya tetap diselesaikan lewat mekanisme adat, sementara pengadilan hanya mengesahkan dalam bentuk penetapan,” ujar Ami.

Sementara itu, Badan Pengurus ILRC Renata Arianingtiyas menyoroti ketentuan Pasal 108 RUU KUHAP yang hanya melarang penggeledahan saat ibadah atau upacara keagamaan, tetapi tidak mencakup upacara adat.

“Bagi penganut agama leluhur, ritual adat adalah bagian dari keyakinan. Maka harus ada penegasan frasa ‘upacara adat’ agar perlakuannya setara dengan tujuh agama yang diakui,” ujarnya.

Renata juga menyoroti ketidakhadiran kata ‘kepercayaan’ dalam sejumlah pasal yang menyangkut identitas dan sumpah hukum. Menurut dia, hal ini bertentangan dengan putusan Mahkamah Konstitusi dan UU Administrasi Kependudukan yang telah mengakui hak penganut kepercayaan untuk dicantumkan dalam identitas resmi.

“Klausul ‘kepercayaan’ harus ditambahkan agar perlakuan negara tidak diskriminatif,” tegasnya.

Lebih lanjut, Renatta juga menilai RUU KUHAP belum menyinkronkan perlindungan hak keluarga korban sebagaimana ditegaskan dalam Deklarasi Hak Korban Tindak Pidana. Saat ini, hanya UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) yang secara eksplisit menjamin hak keluarga korban, dan hal itu belum diadopsi untuk tindak pidana lain.

Renatta menyebut RUU KUHAP masih terlalu dini untuk disahkan. Maka penting untuk mendesak DPR khususnya Komisi III, membuka ruang diskusi publik yang bermakna. “RUU ini belum menjamin perlindungan menyeluruh. Harus ada jaminan hak yang setara bagi seluruh warga, tanpa kecuali,” pungkas Renata.

Sebagai informasi, bersama koalisi RKUHP, ILRC sejak 2010 telah mengkaji dan mendorong reformasi hukum acara pidana di Indonesia. Berdasarkan daftar inventarisasi masalah (DIM) per 11 Juli 2025, ILRC menilai sejumlah isu penting belum diakomodasi dalam RKUHAP, terutama terkait tiga hal utama: hak atas kebebasan beragama/berkeyakinan, hak masyarakat hukum adat, dan hak keluarga korban.

Read Entire Article