INFO NASIONAL — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menegaskan komitmennya membangun kota berkelanjutan dengan mengintegrasikan tiga taman ikonik di kawasan Barito, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan yaitu Taman Langsat, Taman Leuser, dan Taman Ayodia—menjadi satu kesatuan bernama Taman Bendera Pusaka.
Penataan ini tidak hanya berfokus pada keindahan lanskap, tetapi juga pada fungsi vital taman sebagai area resapan air, penyeimbang ekosistem, dan ruang sosial masyarakat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta, Ika Agustin Ningrum, mengungkapkan pihaknya tengah membangun infrastruktur pengendali banjir dan sanitasi modern di kawasan tersebut.
"Dinas SDA DKI Jakarta akan mengintegrasikan Taman Langsat dan Taman Leuser dengan kolam retensi. Panjang badan air dari Taman Langsat hingga Taman Leuser yaitu 750 meter. Di situ, kami akan membangun infrastruktur pengendali banjir, berupa pintu air, Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), saringan sampah, dan sediment trap. Kami juga akan memperbaiki saluran drainase di sekeliling taman. Hal ini untuk membantu mereduksi debit limpasan air ke Hang Lekir, Hang Jebat, dan sekitarnya saat musim hujan," ujar Ika, di Jakarta, pada Jumat, 8 Agustus 2025 lalu.
Langkah ini diharapkan mampu mengurangi debit limpasan air ke wilayah Hang Lekir dan Hang Jebat saat musim hujan, sekaligus menjernihkan aliran air di musim kemarau. IPAL akan memastikan kualitas air memenuhi baku mutu sesuai Peraturan Menteri LHK No. P.68/2016.
“Program ini mengantisipasi tantangan urbanisasi, perubahan iklim, dan tekanan lingkungan, sehingga kesehatan masyarakat dan kelestarian lingkungan dapat terjaga,” kata Ika.
Pakar bioteknologi lingkungan dan tata kelola air FTUI, sekaligus Koordinator Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta, Firdaus Ali, menambahkan bahwa fasilitas baru seperti IPAL dan saringan sampah akan mengoptimalkan pengelolaan air dan mencegah pencemaran.
Infrastruktur pengendali banjir akan meminimalkan dampak limpasan air dan mendukung adaptasi terhadap perubahan iklim.
Integrasi ketiga taman ini akan memadukan fungsi ruang terbuka hijau, ruang terbuka biru, dan area rekreatif yang mendukung kegiatan olahraga, seni, dan budaya. “Kawasan ini akan menjadi pusat kegiatan yang nyaman, hijau, dan bernilai ekologis tinggi bagi masyarakat, sejalan dengan visi kota global yang berbudaya dan berkelanjutan,” pungkas Firdaus.(*)