Liputan6.com, Jakarta - Ada satu hal yang terbukti konsisten mendukung upaya umur panjang di tengah maraknya berbagai tren gaya hidup sehat, yakni diet berbasis nabati. Bukan sekadar tren sesaat, penelitian terbaru selama 30 tahun yang dipublikasikan di jurnal Nature Medicine menunjukkan bahwa apa yang dikonsumsi pada usia paruh baya berpengaruh besar terhadap kesehatan di usia senja.
Penelitian ini menganalisis data dari lebih dari 105.000 orang dewasa yang ikut serta dalam Nurses’ Health Study dan Health Professionals Follow-Up Study. Fokusnya: bagaimana kebiasaan makan di usia 39–69 tahun berkaitan dengan kemungkinan mencapai usia 70 tahun dalam kondisi fisik, mental, dan kognitif yang sehat—tanpa penyakit kronis.
Hasilnya? Hanya sekitar 9,3% peserta yang berhasil memiliki umur panjang dengan sehat. Namun, mereka yang mengonsumsi lebih banyak makanan nabati terbukti memiliki peluang lebih besar untuk tetap sehat hingga lansia, terlepas dari apakah mereka rutin berolahraga, merokok, atau memiliki indeks massa tubuh tinggi.
Apa itu Pola Makan Sehat yang Mendukung Umur Panjang?
Penelitian menemukan bahwa pola makan dengan skor tinggi pada Alternative Healthy Eating Index (AHEI) sangat efektif dalam mendukung penuaan yang sehat. Pola makan ini menekankan konsumsi sayuran, buah, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, dan lemak sehat—serta membatasi daging merah dan olahan, minuman manis, natrium, dan biji-bijian olahan.
“Diet padat nutrisi dan rendah peradangan selama usia paruh baya dapat memperlambat atau bahkan mencegah kerusakan sel sebelum menjadi permanen,” jelas Marta Guasch-Ferré, Ph.D, profesor di University of Copenhagen sekaligus penulis studi tersebut, dilansir Prevention.
Menurut Guasch-Ferré, pola makan nabati yang kaya serat, antioksidan, dan senyawa anti-inflamasi dapat menurunkan risiko penyakit jantung, diabetes, kanker, hingga penurunan kognitif.
“Selain itu, makanan nabati melindungi sel dari stres oksidatif dan mendukung kesehatan otak serta usus,” tambahnya.