
GEMPA bumi yang berpusat di tenggara Kabupaten Bekasi, Rabu (20/8), berada di wilayah kawasan rawan bencana gempa bumi menengah. Selain Bekasi, daerah sekitarnya juga memiliki kerawanan yang sama, seperti Purwakarta, Jakarta, Depok, Cikarang, dan Bandung.
"Lokasi pusat gempa bumi berada di darat. Morfologi wilayah terdekat didominasi dataran, berombak, bergelombang hingga pegunungan," papar Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, Kamis (21/8).
Dia menambahkan, litologi penyusun wilayah ini terdiri atas batuan sedimen berumur Tersier, batuan gunung api berumur Kuarter, serta endapan aluvium berumur Resen. Batuan yang telah mengalami pelapukan dan sedimen permukaan berpotensi memperkuat guncangan gempa bumi.
Berdasarkan data tapak lokal (Vs30), lanjut dia, wilayah terdekat dengan pusat gempa bumi diklasifikasikan ke dalam kelas tanah C (Tanah Sangat Padat dan Batuan Lunak), kelas tanah D (Tanah Sedang), dan kelas tanah E (Tanah Lunak).
"Keberadaan kelas tanah yang lebih lunak ini berarti bahwa potensi guncangan gempa bumi di area tersebut bisa terasa lebih intens. Gempa ini diakibatkan oleh sesar naik pada zona Sesar Baribis," tandas Wafid.
Dia mengimbau masyarakat melakukan pemeriksaan mandiri terkait kondisi bangunan setelah terjadi gempa bumi. "Kami minta warga menjauhi daerah tebing yang berpotensi terjadi gerakan tanah, terutama saat terjadi hujan."
Menurut Wafid, kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak diikuti oleh bahaya ikutan, seperti retakan tanah, penurunan lahan, likuefaksi dan longsoran. Oleh karena itu masyarakat tidak perlu khawatir.
"Kami berharap bangunan di daerah rawan gempa bumi dapat mengikuti kaidah bangunan tahan gempa, guna menghindari risiko kerusakan, serta dilengkapi dengan jalur evakuasi," tegasnya. (SG/E-4)