Liputan6.com, Jakarta Timnas Indonesia U‑23 harus puas bermain imbang 0‑0 melawan Malaysia U-23 di laga terakhir Grup A Piala AFF U‑23 2025. Meski hasil itu cukup untuk membawa Garuda Muda ke semifinal sebagai juara grup, banyak catatan teknis muncul dari pertandingan ini.
Laga yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno memperlihatkan dominasi Indonesia dari segi penguasaan bola, tapi tidak disertai efektivitas dalam penyelesaian akhir. Malaysia bertahan solid dan membuat frustrasi para pemain Indonesia.
Kini skuad Gerald Vanenburg dapat waktu istirahat singkat sebelum bersiap kembali bermain di semifinal. Timnas Indonesia U-23 kemungkinan akan melawan Vietnam U-23 atau Thailand U-23, jelas bukan lawan enteng.
Nah pertandingan kontra Malaysia kemariin pun menyisakan beberapa catatan yang perlu diperbaiki oleh Garuda Muda. Apa saja?
1. Ketumpulan di Depan Gawang
Indonesia mencatatkan 7 tembakan, tapi hanya 3 yang tepat sasaran. Hal ini mengindikasikan masalah kurang tajamnya lini depan dalam memaksimalkan peluang.
Banyak serangan gagal karena keputusan akhir yang buruk. Beberapa pemain tampak ragu-ragu ketika sudah berada di area penalti, membuat waktu reaksi mereka lambat dan mudah dibaca lawan.
Meski unggul secara statistik, dominasi itu menjadi sia-sia tanpa eksekusi yang klinis. Hal ini menjadi peringatan keras menjelang semifinal yang dipastikan akan lebih sulit.
2. Minimnya Inovasi Taktik
Dalam pertandingan ini, pendekatan strategi Indonesia cenderung monoton. Mayoritas serangan dibangun dari sisi sayap dengan mengandalkan crossing yang sering tidak tepat sasaran.
Gelandang seperti Robi Darwis terlihat kesulitan menemukan ruang di tengah. Tidak banyak kombinasi cepat yang mampu membongkar blok pertahanan Malaysia.
Selain itu, jarang terjadi improvisasi dalam penguasaan bola. Serangan berlangsung lambat dan mudah ditebak, sehingga lini belakang lawan tetap nyaman bertahan sepanjang laga.
3. Disiplin dan Emosi yang Perlu Dijaga
Pertandingan sempat berjalan panas dengan total tujuh kartu kuning yang dikeluarkan wasit, Timnas Indonesia mendapatkan empat di antaranya. Beberapa pelanggaran dilakukan karena ketidaksabaran pemain.
Pemain Indonesia kerap terpancing provokasi, yang bisa menjadi bumerang di laga krusial seperti semifinal. Disiplin taktikal pun sempat buyar saat mencoba mengejar gol di akhir laga.
Aspek ini perlu diperbaiki mengingat tekanan akan jauh lebih tinggi di fase gugur. Sebuah kesalahan kecil bisa berujung pada kekalahan.