Liputan6.com, Jakarta AC Milan menutup pramusim 2025 dengan dua laga melawan tim Premier League yang berakhir dengan hasil berbeda. Hasil imbang melawan Leeds United di Dublin diikuti kekalahan dari Chelsea di Stamford Bridge.
Pertandingan melawan Leeds menjadi ajang uji coba formasi dan peran fleksibel di lapangan. Milan memanfaatkan ruang sempit di antara lini pertahanan lawan untuk membangun serangan. Sementara itu, lawatan ke markas Chelsea menjadi ujian menghadapi pressing agresif.
Dua laga ini memberi gambaran cara Milan racikan Massimiliano Allegri beradaptasi dengan situasi yang kontras. Eksploitasi half-space dan kebebasan peran pemain sayap maupun bek sayap menjadi benang merah permainan. Artikel ini akan mengulas detail taktik yang terlihat di lapangan.
Pergantian Sistem dan Bentuk Permainan
Milan berganti antara formasi 5-3-2 dan 5-4-1 saat menghadapi Leeds. Yunus Musah dipasang sebagai wing-back kanan, sementara Magni turun menjadi bek tengah tambahan.
Skema ini menjaga lebar pertahanan sekaligus membuat blok tengah tetap rapat. Dilihat dari penempatan pemain, formasi awal lebih menyerupai 3-4-2-1 daripada 4-3-3.
Pendekatan ini juga memudahkan transisi dari bertahan ke menyerang. Milan bisa menjaga struktur sambil tetap punya opsi melebar untuk membangun serangan.
Pressing Tinggi dan Eksploitasi Half-Space
Milan melancarkan pressing tinggi dengan pendekatan man-oriented, memaksa kiper Leeds Perri mengirim bola ke sisi sayap. Tujuannya memotong jalur bangun serangan di tengah dan memancing lawan ke area jebakan.
Dalam membangun serangan, Milan berganti bentuk antara 2+2 dan 3+2 sesuai pressing lawan. Fleksibilitas ini membantu menemukan pemain bebas untuk melewati tekanan awal.
Half-space menjadi kunci progresi serangan, menarik bek keluar posisi dan membuka jalur umpan. Gol Santiago Gimenez lahir dari skema ini, yakni berkat posisi cerdas Chukwueze dan peran Musah yang menjaga lebar permainan.
Catatan dari Stamford Bridge
Chelsea menekan tinggi dengan formasi 5-3-2, yang direspon Milan dengan pola build-up 3+2. Musah menjadi opsi lebar, sementara Ruben Loftus-Cheek mengisi celah di antara dua pemain Chelsea untuk memecah pressing.
Milan mengincar sisi kanan Chelsea yang dinilai lebih rapuh. Pergerakan Neto yang terburu-buru memberi ruang bagi Modric untuk melepas umpan ke Saelemaekers di situasi satu lawan satu melawan Reece James.
Gol Fofana tercipta dari pola serangan yang mirip peluang Gimenez kontra Leeds. Saelemaekers menarik Chalobah keluar, lalu memanfaatkan ruang half-space untuk memberi umpan terobosan ke Fofana.
Sumber: Sempre Milan