TEMPO.CO, Jakarta - Rangkaian pelaksanaan ibadah haji 2025 menyisakan berbagai catatan penting, terutama masih tingginya jemaah yang meninggal. Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan Indonesia mencatat jumlah jemaah haji wafat terbanyak dalam pelaksanaan haji 2025, dengan total 447 orang meninggal di Arab Saudi.
"Raja (Saudi) menyampaikan Indonesia jadi kontributor terbesar, yaitu 14 persen dari total jemaah haji yang wafat di Arab Saudi," kata Menteri Agama dalam penutupan operasional penyelenggaraan haji 2025 di Jakarta pada Senin, 14 Juli 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nasaruddin menyebut tingginya angka kematian jemaah menjadi perhatian serius dari pemerintah Arab Saudi terhadap penyelenggaraan haji oleh Indonesia. Isu ini bahkan menjadi topik utama dalam pertemuan antara Presiden Prabowo dan Pangeran Masyhur bin Abdul Aziz Al Saud di Jeddah pada Rabu, 2 Juli 2025.
Ia juga mengungkapkan bahwa putra mahkota terlihat menunjukkan ekspresi serius saat menyambut delegasi Indonesia dalam kunjungan tersebut. "Dalam pertemuan pertama hadir seluruh menteri, di situlah saya melihat ada sedikit ketegangan ketika Pak MBS tidak ada senyum di awal. Sepertinya situasinya kaku," ujarnya.
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief mengatakan jumlah jemaah haji Indonesia yang wafat tahun ini masih lebih rendah dibanding tahun lalu yang mencapai 461 orang. Meski begitu, angka tersebut tetap menjadi sorotan penting dari pihak Arab Saudi.
"Sebagaimana catatan dari Saudi, di tahun-tahun mendatang diminta untuk turun secara lebih signifikan," kata dia saat menyampaikan laporan hasil penyelenggaraan haji 2025 di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Senin, 14 Juli 2025.
Hilman turut mengungkapkan bahwa saat ini masih terdapat 40 jemaah asal Indonesia yang menjalani perawatan di Arab Saudi karena kondisi mereka belum memungkinkan untuk melakukan perjalanan jarak jauh.
Dalam pernyataan terpisah, Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi Mohammad Imran mengungkapkan bahwa sepanjang pelaksanaan ibadah haji, total jemaah Indonesia yang menjalani rawat inap di Arab Saudi mencapai 1.710 orang.
Ia menjelaskan bahwa penyakit yang paling banyak didiagnosis adalah pneumonia, diabetes melitus, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). "Lalu data farmasi tercatat sebanyak 12.396 layanan menunjukkan pemakaian obat terbanyak berasal dari table flu batuk kombinasi," kata Imran dalam keterangan resmi pada Sabtu, 12 Juli 2025.
Sebelumnya, Wakil Menteri Haji Arab Saudi Abdul Fatah Mashat menyoroti masih bermasalahnya standar istitha’ah atau kriteria kemampuan jemaah asal Indonesia. Ia juga mendorong pemerintah Indonesia untuk menerapkan penilaian yang lebih ketat dalam menentukan kelayakan jemaah.
"Termasuk dalam penyaringan, pemantauan, dan pendampingan kesehatan jemaah sejak sebelum keberangkatan,” kata dia melalui keterangan tertulis pada Rabu, 2 Juli 2025.
Dede Leni Mardianti berkontribusi dalam penulisan artikel ini.