Liputan6.com, Jakarta - Pola tiduratau yang berubah selapemulihan pola tidur sebaiknya dilakukan bertahap.pemulihan pola tidur sebaiknya dilakukan bertahap.
"Jadi, lakukan secara perlahan dan dengan santai saja," ujar Andreas, dilansir ANTARA.
Pulihkan Bertahap
Pemulihan pola tidur yang dilakukan bertahap menurutnya akan mencegah munculnya rasa tegang yang justru bisa menimbulkan kesulitan tidur.
"Untuk mengembalikan sebenarnya juga tidak terlalu sulit, seperti biasa saja, tidurnya jam berapa, biasa tidur jam 21.00 misalnya, selama Ramadhan tidur jam 22.00, dikembalikan saja sedikit-sedikit," jelasnya.
Seperti Atasi Jet Lag
Proses mengembalikan atau memperbaiki pola tidur tersebut menurut Andreas serupa dengan mengatasi kondisi jet lag.
"Sebenarnya sih sama saja seperti jet lag ya, satu jam perbedaan waktu tidur akan membutuhkan satu hari. Waktu satu hari untuk kembali ke pola seperti biasa. Jadi, jika ada perbedaan tiga jam ya perlu tiga hari, ada perbedaan enam jam perlu enam hari," jelas Andreas.
Hindari Kafein
Selain dilakukan bertahap, individu yang tengah berupaya memulihkan pola tidur disarankan menghindari makanan dan minuman berkafein yang dapat menimbulkan gangguan tidur.
Dalam kesempatan berbeda, piskolog klinis Kasandra A. Putranto mengatakan, pada masa liburan, orang cenderung tidur lebih larut dan bangun lebih siang. Hal tersebut dapat mengganggu ritme sirkadian.
"Selama liburan, kebiasaan tidur sering berubah, seperti tidur larut malam dan bangun siang, yang dapat mengganggu ritme sirkadian alami," katanya.