
PERDANA Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan serangan militernya ke Qatar pekan lalu sebagai langkah yang dapat dibenarkan. Ia menuding Qatar memiliki hubungan erat dengan Hamas serta melindungi kelompok tersebut.
"Qatar terhubung dengan Hamas, mendukung Hamas, melindungi Hamas, mendanai Hamas. Qatar memiliki pengaruh kuat (yang bisa ditariknya) tetapi mereka memilih untuk tidak melakukannya," kata Netanyahu seperti dikutip AFP, Rabu (17/9).
"Oleh karena itu, tindakan kami sepenuhnya dapat dibenarkan," tambahnya.
Serangan yang dilancarkan Israel menewaskan enam orang, termasuk seorang pejabat keamanan Qatar dan lima anggota Hamas, meski tidak ada tokoh tingkat tinggi Hamas di antara korban.
Menanggapi hal itu, Qatar menggelar pertemuan darurat Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) pada Senin (14/9), dengan kehadiran hampir 60 negara.
Forum tersebut menyerukan langkah tegas terhadap Israel. Perdana Menteri Qatar, Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani, mengecam Netanyahu dan menyebutnya sebagai sosok narsis.
"Serangan dan penargetan ini tidak hanya melampaui hukum internasional, tetapi juga standar moral," sebut Al-Thani.
"Kita berbicara tentang negara mediator, yang menyelenggarakan mediasi resmi dan dihadiri oleh delegasi dari negara yang sama yang mengirimkan rudal-rudal ini. Standar moral apa yang dapat diterima untuk hal ini," lanjutnya
Al-Thani menegaskan Doha berhak membalas serangan tersebut dan telah membentuk tim hukum untuk meninjau langkah selanjutnya agar insiden serupa tidak terulang. Dia juga menekankan bahwa Qatar akan menempuh jalur hukum internasional sebagai bagian dari responsnya.
Langkah diplomasi Qatar terlihat saat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mengeluarkan kecaman resmi terhadap serangan Israel di Doha.
Pernyataan yang disusun Inggris dan Prancis itu didukung oleh seluruh 15 anggota dewan, termasuk Amerika Serikat yang selama ini dikenal sebagai sekutu dekat Israel. DK PBB juga menyerukan deeskalasi secepat mungkin. (Fer/I-1)