Ketua DPR Filipina Martin Romualdez mengundurkan diri setelah namanya terseret dalam skandal korupsi penanganan banjir.
Dikutip dari AFP, Rabu (17/9), Romualdez berkata kepada anggota parlemen dia mundur supaya badan penyelidik yang baru dibentuk dapat melakukan tugasnya tanpa pengaruh yang tidak semestinya.
Romualdez merupakan sepupu Presiden Ferdinand Marcos Jr. atau Bongbong. Namanya ikut terseret saat pemilik sejumlah perusahaan konstruksi menuduh hampir 30 anggota DPR dan pejabat Kementerian Pekerjaan Umum dan Jalan Raya menerima pembayaran tunai.
Publik menyebut proyek penanganan banjir itu sebagai proyek fiktif. Padahal proyek itu sering disinggung Marcos Bongbong, khususnya pasca banjir parah pada Juli lalu.
"Persoalan seputar proyek infrastruktur tertentu telah menimbulkan pertanyaan yang tidak hanya membebani saya, tapi juga membebani lembaga yang kita layani ini," kata Romualdez di hadapan anggota parlemen.
"Semakin lama saya tinggal, semakin berat beban itu," katanya lagi.
Tak sampai satu jam kemudian, sekutu lama Marcos, Faustino Dy, dipilih sebagai Ketua DPR baru tanpa oposisi.
Sementara dalam wawancara dengan radio lokal, anggota Kongres Ronaldo Puno mengatakan Romualdez telah memberi tahu anggota parlemen bahwa kontroversi itu terlalu besar dan berencana mundur untuk menghadapi tuduhan tersebut.
Sebelumnya, Bongbong mengumumkan mantan hakim Mahkamah Agung Andres Reyes akan memimpin komisi beranggotakan tiga orang yang bertugas menyelidiki proyek pengendalian banjir selama 10 tahun terakhir.
Gelombang demo menentang korupsi akan berjalan selama sepekan ke depan. Demo yang paling besar diperkirakan akan terjadi pada Minggu (21/9) besok di ibu kota Manila dengan tajuk "Trillion Peso March".