Liputan6.com, Jakarta TikTok menggelar acara TikTok SEA Growth Summit 2025. Jadi ajang perdana di Asia Tenggara, platform media sosial (medsos) tersebut ingin kreator dan publisher dari seluruh kawasan dapat bertemu secara langsung.
Di summit ini, perusahaan berharap ratusan kreator dan publisher dapat berbagi wawasan seputar tren konten hingga strategi pengembangan komunitas di platform milik ByteDance tersebut.
Lewat acara ini, TikTok berkomitmen untuk memperkuat ekosistem konten di kawasan, termasuk menggandeng nama-nama besar dan berpengaruh di platform medsos asal China tersebut.
Angga Anugrah Putra, General Manager Content Operations, Southeast Asia, TikTok, menjelaskan inisiatif ini merupakan bentuk komitmen TikTok untuk terus mendukung komunitas kreator dan publisher secara menyeluruh.
"TikTok Southeast Asia Growth Summit 2025 merupakan bentuk komitmen perusahaan dalam memberdayakan kreator dan publisher di Asia Tenggara, dan diharapkan bisa menginspirasi konten-konten berkualitas," ujar Angga dalam acara TikTok SEA Growth Summit 2025 di Jakarta, Rabu (30/7/2025).
User Temukan Hal Baru dan Belajar di TikTok
Dijelaskan, TikTok kini lebih dari sekadar tempat untuk mencari hiburan. Platform video pendek ini telah berevolusi menjadi pusat ide, pengetahuan, dan kreativitas.
"Sekarang ada lebih dari 1 miliar pengguna datang ke TikTok setiap bulannya, tidak hanya datang untuk terhibur, tetapi juga menemukan sesuatu baru dan belajar," ungkapnya.
Angga, "sebanyak 78 persen pengguna mengaku menemukan hal baru di TikTok, dan 67 persen lainnya berhasil mendapatkan ide untuk produk belum pernah mereka lihat sebelumnya. Sementara 60 persen pengguna merasa memiliki kedekatan komunitas saat pakai TikTok.
Konten Berkualitas Jadi Kunci
Dalam paparannya, Angga juga mengungkap tiga pilar utama yang perlu kreator ingat ketika ingin membuat konten berkualitas dan akhirnya viral di platform media sosial tersebut.
"Kreator konten wajib ingat konten berkualitas jadi kunci. Namun konten berkualitas itu seperti apa? Harus wellcrafted, engaging, dan specilized," paparnya.
Apa itu wellcrafted? Konten yang akan dibuat harus dirancang dengan matang, dari skrip hingga penyuntingan. Sedangkan engaging, konten tersebut harus memicu interaksi dan membangun emosi user atau pengguna.
Terakhir specialized, di mana konten yang dibuat menujukkn keahlian spesifik untuk audiens tertentu. "Konten berkualitas itu hasilnya langsung terasa, dengan views bisa 3 kali lebih tinggi, followers naik 4 kali lebih cepat, dan completion rate rata-rata hingga 72 persen," jelas Agga.
Edukasi dan STEM Jadi Sorotan
TikTok menunjukkan pergeseran tren di mana user tidak hanya mencari hiburan semata, tetapi juga pengetahuan baru untuk berbagai hal. "Melalui tagar populer seperti #BookTok, TikTok telah menginspirasi lebih dari 60 juta unggahan. Konten edukasi juga makin digemari, khususnya di Indonesia," katanya.
Berkaca dari hal tersebut, platform medsos itu meluncurkan feed khusus bernama STEM Feed. Feed ini didedikasikan untuk berbagai konten di bidang Sains, Teknologi, dan Matematika (STEM).
"Inisiatif ini merupakan upaya kita untuk mendukung misi pemerintah untuk mencetak 9 juta talenta digital pada 2030," kata Angga.
Konten Olahraga Naik Daun dan Berita Lokal Digemari!
Indonesia menempati posisi penting dengan 160 juta pengguna aktif bulanan. Menariknya, konten berita lokal tiba-tiba menjadi kategori digemari oleh para user.
"72 persen pengguna menonton setidaknya 1 konten berita per hari, dengan 54 persen menonton lebih dari 3 konten berita per hari, dan 94 persen konten berita dikonsumsi merupakan konten lokal," ucap Angga.
Tak hanya itu, konten dengan kategori sports (olahraga) juga sedang naik daun dengan 57 persen pengguna global menonton konten olahraga setiap minggu.
"Di Asia Tenggara, views konten olahraga naik 57 persen sepanjang tahun lalu. Publisher mencatat, ada lonjakan views hingga 365 persen di kategori sports.