Liputan6.com, Jakarta - Pendiri Twitter, Jack Dorsey, kembali menarik perhatian publik lewat peluncuran aplikasi pesan terbaru bernama Bitchat.
Aplikasi ini menawarkan cara berkomunikasi unik tanpa perlu koneksi seluler maupun Wi-Fi, melainkan cukup dengan Bluetooth mesh network.
Mengutip TechCrunch, Rabu (30/7/2025), Dorsey mengaku ia menyusun basis aplikasi chat tanpa internet ini hanya dalam waktu satu akhir pekan di awal Juli lalu.
Bitchat kini tersedia di App Store untuk pengguna iOS, dan dirancang dengan antarmuka minimalis tanpa sistem login.
Pengguna bisa langsung terhubung dengan orang-orang di sekitar dalam radius 100 meter.
Meski terkesan sederhana dan praktis, sejumlah pakar keamanan menyuarakan kekhawatiran soal privasi dan potensi penyalahgunaan, terutama karena tidak adanya sistem verifikasi di Bitchat.
Tak hanya itu, aplikasi tiruan juga bermunculan di Google Play, mendorong Dorsey mengimbau pengguna Android agar lebih waspada dan hanya mengunduh dari tautan resmi.
Chat Langsung, Tanpa Login
Bitchat beroperasi lewat Bluetooth mesh network, yang memungkinkan komunikasi antar-perangkat dalam radius sekitar 100 meter.
Uniknya, aplikasi ini tidak menggunakan sistem login. Begitu dibuka, pengguna langsung masuk ke kotak pesan sederhana di mana bisa membaca dan membalas pesan dari orang-orang di sekitar yang juga menggunakan aplikasi ini.
Nama tampilan pengguna bisa diubah kapan saja, memberi kesan bebas dan fleksibel dalam berkomunikasi.
Teknologi seperti ini bukan hal baru. Sebelumnya, aplikasi seperti Bridgefy juga populer karena dapat digunakan dalam acara besar atau bencana alam, saat sinyal sangat terbatas.
Bridgefy sendiri pernah digunakan selama aksi pro-demokrasi di Hong Kong, karena sifatnya yang tidak tergantung pada internet membuatnya lebih sulit disensor otoritas.
Bitchat Dapat Sorotan Soal Keamanan, Rentan Disalahgunakan
Meskipun Dorsey memasarkan Bitchat sebagai aplikasi pesan yang aman dan privat, sejumlah pakar keamanan menyuarakan kekhawatiran.
Peneliti keamanan Alex Radocea menyebut aplikasi ini mudah untuk disalahgunakan, terutama karena tidak adanya sistem verifikasi identitas yang kuat.
“Dalam kriptografi, detail adalah segalanya,” tulis Radocea dalam blognya.
“Protokol yang terlihat punya ‘vibes’ yang benar bisa saja punya kelemahan mendasar yang justru membahayakan semua yang coba dilindunginya,” ia menambahkan.
Masalah utama adalah kemudahan pengguna menyamar menjadi orang lain di dalam aplikasi, karena tidak ada lapisan autentikasi.
Dorsey pun mengakui bahwa belum ada audit keamanan eksternal terhadap Bitchat, sehingga belum diketahui secara pasti apakah aplikasi ini sepenuhnya aman digunakan.
Aplikasi Palsu Bermunculan, Dorsey Imbau Pengguna Waspada
Persoalan keamanan Bitchat tak berhenti pada aplikasinya saja. Saat ini, versi resmi Bitchat hanya tersedia di App Store dan GitHub untuk pengguna Android.
Namun, di Google Play Store muncul banyak aplikasi palsu yang mengklaim sebagai Bitchat dan telah diunduh ribuan kali.
Hal ini tentu menambah kekhawatiran soal potensi penyalahgunaan data dan keamanan pengguna Android yang salah mengunduh versi tidak resmi.
Dorsey belum membuat pernyataan resmi, namun ia me-retweet unggahan seorang pengguna X yang memperingatkan bahwa Bitchat belum tersedia di Google Play, serta meminta publik untuk waspada terhadap aplikasi tiruan.
Pengguna Android disarankan untuk tidak asal mengunduh aplikasi dan memastikan hanya mengakses Bitchat melalui tautan resmi di GitHub.