TB Hasanuddin Sarankan TNI Fokus Latihan Perang Dibanding Urus Pangan

1 month ago 18
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat, Tubagus atau TB Hasanuddin, menyarankan agar Tentara Nasional Indonesia kembali fokus pada tugas utamanya menjaga pertahanan negara dibandingkan mengelola ketahanan pangan. Hal itu ia sampaikan saat merespons rencana TNI Angkatan Darat yang hendak membentuk batalyon teritorial pembangunan dengan merekrut 24 ribu calon tamtama selama 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TB mengingatkan prajurit TNI sebaiknya lebih memusatkan perhatian pada kesiapan bertempur dengan melakukan latihan secara intensif. "Sesuai undang-undang yang berlaku," katanya dalam pesan tertulis pada Tempo, Rabu, 12 Juni 2025. 

Hal itu harus menjadi prioritas TNI, terutama, kata TB dalam kondisi negara yang damai. Sehingga menurut situasi terkini di Tanah Air, TB menekankan bahwa tugas membangun ketahanan pangan seharusnya diserahkan kepada kementerian teknis, yaitu Kementerian Pertanian. 

"Membangun depot-depot logistik atau ketahanan pangan sebaiknya tidak ditangani langsung oleh prajurit TNI aktif," ujar purnawirawan mayor jenderal itu. 

Lebih lanjut, TB menjelaskan bahwa ada pengecualian yang bisa membuat TNI turun tangan untuk mengurusi pangan. Yaitu dalam konteks perang berkelanjutan di mana ada urgensi bagi lembaga negara untuk menyiapkan wilayah logistik dan persediaan makanan di sudut perkotaan maupun pedesaan. 

Politikus PDI Perjuangan menyebut hal tersebut bisa dibenarkan karena Indonesia menganut sistem pertahanan rakyat semesta. Sistem itu menurut TB memungkinkan Indonesia untuk memanfaatkan seluruh potensi demi kepentingan pertahanan negara. 

Sehingga dalam keadaan perang konvensional yang bisa berlanjut ke perang gerilya, TNI bisa langsung menjadi petani dan membangun depot-depot logistik. "Agar perlawanan dapat berlangsung selama mungkin," tuturnya. 

Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigadir Jenderal Wahyu Yudha sebelumnya mengatakan bahwa prajurit yang direkrut bukan untuk kepentingan tempur, melainkan akan difokuskan pada kegiatan seperti ketahanan pangan dan pelayanan kesehatan. Hal itu berdasarkan rencana pembentukan empat kompi di setiap batalyon, yang terdiri dari kompi pertanian, peternakan, medis dan zeni.

Wakil Ketua Komisi I DPR Dave Akbarshah Fikarno Laksono telah mewanti-wanti TNI untuk menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menindaklanjuti rencana pembentukan Batalyon Teritorial Pembangunan. "TNI memiliki tugas utama sebagai alat pertahanan negara dan setiap kebijakan yang melibatkan rekrutmen prajurit harus tetap berpegang pada prinsip profesionalisme dan kesigapan tempur," ujar Dave saat dihubungi pada Selasa, 10 Juni 2025.

Adapun rencana pembentukan batalyon teritorial ini dikecam oleh Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Sektor Keamanan. Koalisi memandang kebijakan ini menyimpang dari mandat utama TNI sebagai alat pertahanan negara sebagaimana yang diatur dalam konstitusi dan Undang-Undang TNI.

"TNI direkrut, dilatih, dan dididik untuk perang. Bukan untuk mengurus urusan-urusan di luar perang seperti pertanian, perkebunan, peternakan, maupun pelayanan kesehatan,” ujar koalisi dalam pernyataan pers pada Senin, 9 Juni 2025.

Koalisi menyebut perekrutan dan pelibatan TNI dalam urusan pertanian, perkebunan, peternakan, dan pelayanan kesehatan sebagai bentuk kegagalan dalam menjaga batas demarkasi antara urusan sipil dan militer. Merujuk pada UUD 1945 dan UU TNI, pembatasan terhadap TNI jelas adanya sehingga TNI tak memiliki kewenangan untuk turun tangan dalam urusan-urusan sipil tersebut.

Menurut mereka, kompleksitas ancaman perang yang semakin modern sejatinya menuntut TNI untuk fokus memperkuat kapasitas tempur, bukan justru dilebur dalam kegiatan non-militer yang menjadi ranah sipil. Hal ini dinilai mencederai semangat reformasi TNI yang memiliki cita-cita atas profesionalisme TNI dan nihilnya campur tangan TNI atas urusan sipil.

Read Entire Article