TEMPO.CO, Bali - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP Megawati Soekarnoputri menyatakan sedih melihat kondisi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat ini. Dia menyampaikan ini saat Hasto Kristiyanto tiba di lokasi Kongres VI PDIP, sehari setelah bebas dari rumah tahanan KPK.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Maaf ya, kalau saya lihat KPK sekarang sedihnya bukan main. Saya lah yang membuat yang namanya Komisi Pemberantasan Korupsi,” ucap Megawati di Bali Nusa Dua Convention Center, Kuta Selatan, Badung, Bali, Sabtu, 2 Agustus 2025.
Megawati menilai kasus yang menjerat Hasto aneh. Menurut dia, Hasto diperlakukan secara tidak adil dalam proses hukum yang berjalan. Megawati kemudian melanjutkan, “Kalau sekarang modelnya (KPK) kayak begini, lalu bagaimana? Coba saja dipikir. Kan aneh, saya merasa aneh kok.”
Hasto Kristiyanto, yang pada kepengurusan PDIP periode lalu menjabat sekretaris jenderal, merupakan terpidana kasus dugaan suap pergantian antarwaktu (PAW) anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Dia dijatuhkan vonis 3 tahun 6 bulan penjara oleh majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta. Vonis Hasto lebih rendah dari tuntutan jaksa KPK. Jaksa lembaga antirasuah itu sebelumnya mengajukan tuntutan hukuman 7 tahun penjara.
Hasto dianggap bersalah ikut menyediakan dana suap kepada Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) periode 2017-2022 Wahyu Setiawan. Suap itu bertujuan agar kader PDIP Harun Masiku bisa menjadi pengganti Nazarudin Kiemas sebagai anggota DPR RI periode 2019-2024. Nazarudin meninggal sebelum sempat dilantik. Vonis terhadap Hasto dijatuhkan pada Jumat pekan lalu, 25 Juli 2025.
Namun tak sampai sepekan kemudian, Presiden Prabowo Subianto memberikan amnesti atau pengampunan kepada Hasto. Pemberian amnesti ini juga ditujukan ke 1.116 orang terpidana lainnya berdasarkan surat Presiden Nomor R42/Pres 07.2025 tertanggal 30 Juli 2025.
Megawati Soekarnoputri lantas menyinggung amnesti yang diberikan Prabowo untuk Hasto. “Masa urusan begini saja Presiden harus turun tangan? Coba pikirkan. Lho, saya kan pernah presiden. Jadi saya tahu liku-likunya. Coba kalau kalian kayak gitu. Ya kan ya? Lucu ya? Kenapa sih? Kok KPK jadi begitu? Itulah," ucap Megawati.