TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menjelaskan maksud pembelian 48 jet tempur Kaan dari Turki untuk Kementerian Pertahanan bukanlah dalam rangka berperang. Ia menyebut Indonesia sebagai negara yang besar dengan lebih dari 300 juta penduduk harus memiliki pertahanan yang kuat, salah satunya dengan melengkapi lini persenjataan dan perlengkapan tempur.
Menurut Prasetyo, tidak ada yang salah dengan kontrak pembelian jet tempur tersebut. Meskipun saat ini pemerintah tengah mewajibkan efisiensi anggaran untuk menopang perekonomian. “Efisiensi bukan berarti tidak berbelanja. Memperkuat pertahanan dengan menggunakan alutsista-alutsista memang itu kita butuhkan, kita perlukan,” kata Prasetyo di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin, 4 Agustus 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Prasetyo menyebut, efisiensi memang dilakukan pada beberapa aspek pemerintahan yang memungkinkan. Semisal memangkas biaya perjalanan dinas ke luar negeri serta realokasi kegiatan-kegiatan yang tidak produktif menjadi lebih bermanfaat. “Maknanya bisa dibilang ini sesuatu yang lebih baik,” ucap Prasetyo.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan menandatangani kontrak pembelian 48 jet tempur Kaan dari Turki, pada Juli lalu. Penandatanganan kontrak implementasi antara perwakilan pemerintah Indonesia dan Turki itu dilakukan di hadapan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dalam rangkaian pameran pertahanan internasional (IDEF) 2025 di Istanbul, pada Sabtu, 26 Juli 2025.
"Penandatanganan ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan government-to-government (G2G) yang telah ditandatangani sebelumnya pada 11 Juni 2025," kata Kepala Biro Informasi Pertahanan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan, Brigadir Jenderal Frega Wenas Inkiriwang, seperti dikutip Antara, pada Senin, 28 Juli 2025.
Kaan merupakan jet tempur pertama yang dibuat seluruhnya oleh industri pertahanan Turki. Jet tempur generasi kelima ini dikembangkan oleh Turkish Aerospace Industries dengan kolaborasi teknis dari BAE Systems, kontraktor dan produsen pertahanan di Inggris.
Jet tempur ini memiliki daya manuver yang tinggi, dapat dipersenjatai dengan Stand-Off Missile (SOM), serta rudal jelajah jarak jauh dengan jangkauan melebihi 250 kilometer. Sensor jet tempur Kaan juga menggunakan radar Murad, pemindai elektronik aktif (AESA). Sistem radar ini menyediakan fungsi multi-mode, yang memungkinkan pelacakan simultan dari beberapa target di udara, pemetaan tanah beresolusi tinggi, dan kemampuan peperangan elektronik terintegrasi seperti pengacauan dan gangguan sinyal.