Liputan6.com, Jakarta Di tengah kesibukan sehari-hari, tak jarang seseorang menemukan benjolan kecil di bawah kulit atau mengalami rasa nyeri yang tak biasa di bagian tubuh tertentu. Banyak dari kondisi tersebut ternyata disebabkan oleh kista, yaitu kantung abnormal yang berisi cairan, udara, atau material semi-padat. Menurut laman Better Health Channel dan American Cancer Society, kista merupakan pertumbuhan non-kanker yang bisa muncul hampir di semua bagian tubuh, baik di kulit, organ dalam, hingga kelenjar.
Kista berbeda dengan tumor. Tumor merupakan massa jaringan yang terbentuk karena pertumbuhan sel yang tidak normal, sementara kista adalah kantung yang terbentuk dari penumpukan zat tertentu karena gangguan aliran tubuh. Kista biasanya memiliki dinding tipis dan isi yang konsisten (cair, semi-padat, atau gas). Meski sebagian besar tidak berbahaya, beberapa jenis kista dapat menimbulkan komplikasi serius, terutama jika pecah, terinfeksi, atau menekan organ di sekitarnya
Kista dapat berukuran sangat kecil seperti jerawat hingga sebesar bola tenis, dan dalam beberapa kasus, bisa berisi literan cairan. Sebagian besar kista bersifat jinak (non-kanker), namun tetap penting untuk mengenalinya sejak dini agar penanganannya tepat. Liputan6.com akan membahas lebih dalam mengenai tanda-tanda kista, jenis-jenisnya, penyebab, cara mengobati, serta upaya pencegahannya, Kamis (24/7/2025).
Tanda-tanda Kista
1. Benjolan di Bawah Kulit
Salah satu tanda paling umum dari kista adalah munculnya benjolan di bawah kulit. Benjolan ini bisa lunak atau padat, tidak nyeri, dan dapat bergerak jika ditekan. Namun, beberapa kista seperti pilonidal atau sebaceous cyst bisa terasa nyeri jika meradang.
2. Nyeri atau Ketidaknyamanan
Jika kista tumbuh cukup besar atau menekan jaringan di sekitarnya, bisa muncul rasa sakit atau nyeri tumpul. Misalnya, kista ovarium bisa menyebabkan nyeri di bagian bawah perut, terutama saat ovulasi.
3. Pembengkakan Lokal
Kista dapat menyebabkan pembengkakan pada area tertentu. Contohnya adalah Baker’s cyst, yang menyebabkan pembengkakan di belakang lutut.
4. Gangguan Fungsi Organ
Kista di organ dalam seperti ginjal atau hati bisa mengganggu fungsi organ tersebut. Misalnya, polycystic kidney disease dapat menyebabkan nyeri punggung, tekanan darah tinggi, dan gangguan fungsi ginjal.
5. Perubahan pada Kulit
Kista kulit bisa menyebabkan kulit tampak memerah, terasa hangat, atau bahkan bernanah jika terinfeksi.
Jenis-jenis Kista
Mengacu pada sumber healthline.com dan betterhealth.vic.gov.au, terdapat banyak jenis kista berdasarkan lokasi dan isinya. Beberapa di antaranya:
- Kista Epidermoid: Terbentuk dari penumpukan keratin di bawah kulit, biasanya muncul di wajah, leher, atau punggung.
- Kista Sebasea: Mengandung sebum dan biasanya terjadi akibat kerusakan pada kelenjar minyak. Muncul di wajah, kulit kepala, dan leher.
- Kista Ovarium: Umumnya terjadi selama masa subur akibat folikel yang tidak pecah. Bisa menyebabkan nyeri menstruasi atau ketidakteraturan haid.
- Kista Bartholin: Terjadi akibat penyumbatan kelenjar Bartholin di sekitar vagina. Bisa terinfeksi dan menimbulkan abses.
- Kista Ganglion: Benjolan berisi cairan yang sering muncul di pergelangan tangan atau kaki. Biasanya tidak nyeri, namun bisa mengganggu gerakan.
- Kista Pilonidal: Terjadi di lipatan bokong dan sering disebabkan oleh rambut yang tumbuh ke dalam. Bisa infeksi dan bernanah.
- Kista Payudara: Berisi cairan dan bisa menyebabkan nyeri, terutama menjelang menstruasi.
- Kista Ginjal: Terdapat pada permukaan atau dalam ginjal. Sebagian besar tidak berbahaya, tapi dapat menyebabkan nyeri punggung jika besar.
Penyebab Kista
Penyebab terbentuknya kista bisa bermacam-macam, antara lain:
- Penyumbatan saluran tubuh seperti saluran minyak, saluran telur, atau kelenjar getah bening.
- Infeksi atau peradangan, baik akibat bakteri maupun virus.
- Keturunan/genetik, seperti pada penyakit polikistik ovarium atau ginjal.
- Cedera atau trauma, yang menyebabkan kantung cairan terbentuk sebagai respons tubuh.
- Kelainan perkembangan embrional, seperti branchial cleft cyst yang terjadi di leher.
Pengobatan Kista
Penanganan kista tergantung pada jenis, lokasi, ukuran, dan apakah kista menyebabkan gejala. Beberapa metode yang biasa dilakukan:
- Observasi (Watchful waiting): Jika kista tidak menimbulkan keluhan, dokter mungkin hanya akan memantau pertumbuhannya secara berkala.
- Drainase (Pengeluaran cairan): Dokter dapat menyedot cairan dalam kista dengan jarum steril. Namun, kista bisa muncul kembali.
- Pembedahan: Untuk kista yang besar, nyeri, atau berulang, dokter bisa melakukan eksisi bedah untuk mengangkat seluruh kista beserta dindingnya.
- Antibiotik: Jika kista mengalami infeksi, antibiotik akan diberikan untuk meredakan peradangan.
- Obat hormonal: Pada kista ovarium yang berkaitan dengan siklus menstruasi, pil KB bisa diresepkan untuk mencegah pertumbuhan kista baru.
Pencegahan Kista
Tidak semua kista bisa dicegah, terutama yang berkaitan dengan faktor genetik. Namun, beberapa langkah berikut bisa mengurangi risikonya:
- Menjaga kebersihan kulit untuk mencegah penyumbatan pori.
- Hindari memencet jerawat atau benjolan di kulit.
- Rajin melakukan pemeriksaan medis rutin, terutama bagi wanita untuk mendeteksi kista ovarium atau payudara.
- Mengelola kondisi medis kronis seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS) atau tekanan darah tinggi.
Sumber Rujukan:
- Better Health Channel – Cysts, https://www.betterhealth.vic.gov.au
- Healthline – What’s Causing This Cyst?, https://www.healthline.com
- Cancer.org – What Is a Cyst?, https://www.cancer.org
- Healthdirect Australia – Cysts, https://www.healthdirect.gov.au
FAQ Seputar Kista
1. Apakah semua kista berbahaya?
Tidak. Sebagian besar kista bersifat jinak dan tidak memerlukan perawatan khusus, kecuali jika menimbulkan gejala.
2. Apakah kista bisa berubah menjadi kanker?
Jarang, tetapi mungkin terjadi. Beberapa jenis kista, seperti kista ovarium pada wanita menopause, bisa memiliki risiko kanker.
3. Bagaimana cara membedakan kista dengan tumor?
Kista biasanya berisi cairan atau semi-padat, sedangkan tumor merupakan massa jaringan yang terdiri dari sel abnormal.
4. Apakah kista bisa sembuh sendiri?
Beberapa kista, seperti kista payudara atau kista kecil di kulit, bisa hilang tanpa pengobatan.
5. Apakah kista bisa kambuh setelah diangkat?
Ya, kista bisa kambuh jika penyebab dasarnya tidak diatasi, atau jika tidak seluruh bagian dinding kista diangkat saat operasi.