Liputan6.com, Jakarta Diabetes melitus merupakan kondisi kesehatan serius yang seringkali tidak disadari kehadirannya, terutama pada kelompok usia muda. Penyakit ini dapat menimbulkan berbagai komplikasi jangka panjang yang membahayakan jika tidak ditangani dengan tepat. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk mengenali tanda tanda diabetes sejak dini agar penanganan dapat segera dilakukan.
Profesor Dr. dr. Pradana Soewondo SpPD-KEMD mengungkapkan dalam acara Kemencast Kementerian Kesehatan, hingga 70 persen, tidak menyadari bahwa mereka mengidap diabetes karena gejala awalnya yang samar. Kondisi ini membuat deteksi dini menjadi tantangan besar, padahal intervensi awal sangat krusial untuk mencegah progresivitas penyakit. Pemahaman akan gejala klasik maupun tidak khas menjadi kunci utama dalam upaya pencegahan dan pengelolaan diabetes.
Artikel ini akan mengulas secara komprehensif mengenai berbagai tanda tanda diabetes, bahaya yang mengintai pada usia muda, alasan mengapa penyakit ini sering luput dari perhatian, serta langkah-langkah pencegahan yang efektif. Informasi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini dan gaya hidup sehat.
Berikut tanda-tanda diabetes usia muda dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (22/7/2025).
Tanda Tanda Diabetes yang Perlu Diwaspadai
Mengenali gejala diabetes adalah langkah pertama dalam penanganan yang efektif. Penderita diabetes, terutama pada usia muda (remaja hingga dewasa muda), dapat menunjukkan gejala klasik maupun tidak khas yang perlu diwaspadai.
Gejala Klasik
Tinjauan artikel dari PubMed Central dan buku "Understanding Diabetes: A Practical Guide" oleh Dr. R. Guthrie, penderita diabetes muda sering kali menunjukkan gejala klasik seperti haus berlebihan (polidipsia), sering buang air kecil (poliuria), dan lapar terus-menerus (polifagia). Gejala ini muncul akibat kadar glukosa darah yang tidak terkendali, memaksa ginjal bekerja keras membuang kelebihan gula melalui urin.
Gejala Tidak Khas pada Usia Muda
Gejala tidak khas yang sering muncul pada usia muda meliputi bercak kulit gelap (acanthosis nigricans) di leher atau ketiak, perubahan mood secara cepat atau mudah tersinggung, serta keinginan makan gula meskipun sudah makan. Selain itu, penglihatan kabur yang fluktuatif, kelelahan tanpa sebab jelas, dan penurunan berat badan tanpa diet juga bisa menjadi tanda. Gejala-gejala ini diulas oleh Mayo Clinic Family Health Book
Faktor Risiko pada Usia Muda
Beberapa faktor meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes pada usia muda. Faktor genetik, penyakit autoimun, dan penyakit kronis merupakan penentu signifikan kejadian diabetes tipe 1 pada usia 10–30 tahun, seperti yang diungkapkan oleh penelitian lokal HIGEIA. Menurut tinjauan WHO Global Report on Diabetes, gaya hidup tidak aktif, konsumsi makanan tinggi gula, lemak, dan garam juga meningkatkan risiko resistensi insulin dan disfungsi sel β pankreas, dengan risiko meningkat 2–5 kali pada individu dengan obesitas dan pola makan buruk
Bahaya Diabetes di Usia Muda
Permulaan diabetes pada usia muda membawa risiko komplikasi yang lebih cepat dan lebih berat dibandingkan pada usia dewasa. Ini disebabkan oleh paparan glukosa tinggi dalam jangka waktu yang lebih panjang.
Komplikasi Mikro dan Makrovaskular
Onset diabetes tipe 2 pada usia muda (di bawah 40 tahun) dikaitkan dengan risiko komplikasi mikro- dan makrovaskular yang lebih cepat dan lebih berat. Komplikasi ini mencakup penyakit ginjal (nephropathy), mata (retinopathy), saraf (neuropathy), serta penyakit kardiovaskular seperti jantung dan stroke. Informasi ini didapatkan dari tinjauan jurnal Diabetes Care.
Komplikasi Jangka Panjang pada Diabetes Tipe 1
Onset diabetes tipe 1 pada anak-anak membawa risiko komplikasi jangka panjang yang signifikan. Hal ini termasuk kerusakan retina, gangguan fungsi ginjal, dan neuropati saat memasuki usia dewasa.
Faktor Risiko dan Dampak Onset Dini
Riwayat keluarga diabetes, obesitas, gaya hidup tidak aktif, merokok, dan hipertensi adalah faktor risiko utama kejadian diabetes pada usia muda. Kondisi ini mempercepat perkembangan penyakit dan meningkatkan potensi komplikasi dini. Onset awal diabetes tipe 2 cenderung menyebabkan penurunan fungsi sel β pankreas yang lebih cepat, kebutuhan terapi insulin yang lebih dini, dan mortalitas dini akibat komplikasi serta kontrol glikemik yang kurang optimal, terutama pada mereka yang terdiagnosis sebelum 40 tahun, sebagaimana dilaporkan oleh Universa Medicina dan ScienceDirect.