Liputan6.com, Jakarta - Perawatan kanker di Asia Tenggara terus mengalami kemajuan pesat berkat kolaborasi lintas negara dan pemanfaatan teknologi medis terkini.
Baru-baru ini, Sunway Medical Centre dari Malaysia bekerja sama dengan mitranya di Indonesia menggelar simposium internasional bertajuk "Membangun Masa Depan yang Lebih Cerah untuk Pasien Kanker" di Jakarta. Acara ini mempertemukan para spesialis dan tenaga medis dari berbagai disiplin.
Di antaranya adalah Konsultan Ginekolog dan Ahli Bedah Robotik, Dr. Thangesweran Ayakannu, yang fokus pada bedah panggul berbantuan robot; Konsultan Onkologi Klinis, Dr. Vance Koi Yung Chean, yang mengupas perkembangan terapi kanker modern; dan Konsultan Bedah Saluran Cerna Atas dan Bedah Robotik, Dr. Kelvin Voon, ahli dalam pembedahan presisi kanker esofagus.
Salah satu sorotan utama dalam simposium ini adalah teknologi bedah berbantuan robotik. Dr. Thangesweran Ayakannu menjelaskan bahwa metode ini memungkinkan operasi yang lebih presisi dan minim invasif, terutama pada kasus kanker ginekologi.
"Bedah berbantuan robot memungkinkan prosedur yang lebih tepat dan minim invasif, sehingga pasien dapat pulih lebih cepat dengan risiko komplikasi yang lebih rendah," kata Dr. Thangesweran.
Pendekatan Multidisipliner untuk Perawatan Komprehensif
Selain itu, Dr. Vance Koi Yung Chean memaparkan evolusi pengobatan kanker yang menggabungkan berbagai terapi sistemik dengan radioterapi mutakhir untuk mencapai hasil pengobatan yang optimal.
Simposium ini menjadi wadah pertukaran ilmu dan pengalaman klinis antara tenaga medis Indonesia dan Malaysia.
Dengan pendekatan multidisipliner yang holistik, tujuan utamanya adalah menyediakan perawatan kanker yang efektif sekaligus berfokus pada kualitas hidup pasien.
Dr. Kelvin Voon dari Sunway Medical Centre Penang menyoroti pentingnya bedah presisi berbantuan robot dalam menangani kanker esofagus, yang dapat meningkatkan hasil onkologis sekaligus kualitas hidup pasien.
"Pembedahan presisi yang didukung teknologi robotik dapat meningkatkan hasil onkologis dan kualitas hidup pasien," ujar Dr. Kelvin.
Dari Indonesia, Dr. Diyah Septiti Wulan dari RS Permata Depok turut membagikan pengalaman klinis dan pengelolaan kasus kanker di Tanah Air, memperkaya diskusi dan memperkuat kolaborasi kedua negara.
Fokus pada Kualitas Hidup dan Harapan Pasien
Simposium menegaskan bahwa pengobatan kanker harus mengutamakan kualitas hidup pasien, dengan pendekatan minimal invasif dan terapi yang tepat sasaran.
"Kesehatan tidak mengenal batas negara ketika menyangkut upaya meningkatkan kehidupan," katanya. Semangat kolaborasi ini menjadi harapan untuk perawatan kanker yang lebih manusiawi dan efektif di Asia Tenggara.