Tak Mau Kalah dari AS, China Ajak Negara Berkembang Bentuk Organisasi AI Global

2 days ago 15
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Liputan6.com, Jakarta - China kembali menunjukkan ambisinya dalam perlombaan teknologi global, kali ini dengan usulan besar terkait tata kelola kecerdasan buatan (AI) di dunia internasional. organisasi kecerdasan buatan (AI) global

Mengutip Engadget, Senin (28/7/2025), Perdana Menteri China Li Qiang mengungkapkan rencana pembentukan organisasi kerja sama global untuk AI dalam gelaran World Artificial Intelligence Conference (WAIC) 2025 yang berlangsung di Shanghai.

Dalam pidatonya, Li memperingatkan bahwa tanpa koordinasi global yang solid, AI berisiko menjadi alat eksklusif yang hanya dikuasai segelintir negara dan perusahaan besar.

Ia menekankan pentingnya pembentukan organisasi AI global untuk pemerataan akses teknologi agar AI tidak menjadi monopoli yang memperbesar kesenjangan digital dunia.

"Untuk itu, kami menyerukan pembentukan kerangka kerja sama global yang inklusif dan berbasis konsensus luas," ujar Li.

China juga menyatakan siap mendorong pengembangan AI berbasis open source, sekaligus membagikan solusi teknologinya kepada negara-negara berkembang, demi ekosistem global yang lebih adil dan kolaboratif.

Bagikan Teknologi AI ke Negara Berkembang

Dalam lanjutan pidatonya, Perdana Menteri Li Qiang menegaskan komitmen China terhadap teknologi AI tidak hanya sebatas pengembangan internal.

Ia menyampaikan bahwa China siap berbagi solusi, inovasi, dan teknologi AI kepada negara-negara berkembang, terutama yang berada di kawasan selatan global.

Menurutnya, kolaborasi semacam ini penting untuk memastikan bahwa manfaat AI tidak hanya dinikmati negara-negara maju, tetapi juga dapat diakses secara merata oleh seluruh dunia.

Li juga menyoroti perbedaan pendekatan dan regulasi AI yang saat ini masih sangat bervariasi di berbagai negara. Fragmentasi ini, menurutnya, berisiko menghambat pertumbuhan AI yang adil dan aman.

Ia pun menyerukan perlunya koordinasi lintas negara untuk menyusun kerangka tata kelola AI global yang inklusif dan memiliki konsensus luas.

“Kita harus menyelaraskan visi dan aturan agar pengembangan AI dapat memberikan dampak positif secara kolektif, bukan menciptakan jurang ketimpangan baru,” ujar Li di hadapan peserta konferensi WAIC 2025.

Isyarat Sindiran untuk AS?

Meski tidak secara eksplisit menyebut Amerika Serikat dalam pidatonya, banyak pihak menilai pernyataan Perdana Menteri Li Qiang sebagai sindiran terselubung terhadap kebijakan ekspor teknologi dari negara-negara Barat, khususnya AS.

Selama ini, AS memang diketahui memberlakukan pembatasan ketat terhadap ekspor chip dan teknologi AI ke China, langkah yang dinilai sebagai bagian dari upaya membendung laju perkembangan teknologi Tiongkok.

Salah satu dampaknya terlihat dari langkah NVIDIA, yang terpaksa mengembangkan chip versi khusus agar tetap dapat dijual ke pasar China tanpa melanggar regulasi ekspor.

Di sisi lain, perusahaan raksasa seperti Huawei semakin gencar mengembangkan sistem AI mereka sendiri, sebagai strategi mandiri untuk mengurangi ketergantungan pada teknologi luar.

Pernyataan Li pun muncul tak lama setelah AS merilis AI Action Plan, sebuah strategi baru untuk menjaga dominasi mereka di bidang AI global dengan meminimalkan campur tangan pemerintah dalam pengaturan perusahaan AI domestik.

Infografis: 4 Rekomendasi Chatbot AI Terbaik.

Read Entire Article