Liputan6.com, Jakarta - Mendengkur saat tidur kerap dianggap hal biasa—bahkan kadang jadi bahan lelucon di rumah. Tapi, tahukah Anda bahwa kebiasaan mendengkur bisa menjadi tanda gangguan tidur serius bernama sleep apnea? Jika dibiarkan, kondisi ini bisa berdampak besar terhadap kesehatan jantung, otak, bahkan kehidupan sehari-hari Anda.
Sleep apnea bukan sekadar gangguan tidur. Ini adalah kondisi saat saluran napas menyempit atau tertutup sebagian saat tidur, membuat tubuh kekurangan oksigen.
Hasilnya? Otak memaksa tubuh untuk ‘terbangun’ secara singkat agar bisa bernapas kembali. Proses ini terjadi berulang kali sepanjang malam, mengganggu tidur tanpa kita sadari.
Otak Kekurangan Oksigen Saat Tidur
Menurut Terri E. Weaver, Ph.D., R.N., dekan emerita dari College of Nursing di University of Illinois, sleep apnea terjadi karena berbagai faktor—dari bentuk anatomi, penumpukan lemak di leher, hingga masalah sistem saraf yang memengaruhi otot saluran napas.
“Ketika saluran napas tertutup, otak menyadari bahwa ia tidak mendapat cukup oksigen. Rendahnya kadar oksigen ini membangunkan Anda secara singkat ke tahap tidur yang lebih ringan, sehingga Anda tidak bisa tidur nyenyak,” jelas Weaver.
Masalahnya, kebanyakan orang tidak sadar telah “terbangun” berkali-kali saat tidur. Tubuh kembali tertidur segera setelah aliran oksigen normal. Namun gangguan ini berulang setiap malam, bahkan bisa terjadi lebih dari 30 kali dalam satu jam pada kasus sleep apnea berat.
Akibatnya, tubuh terus kekurangan oksigen dan tidak pernah benar-benar beristirahat. Dalam jangka panjang, sleep apnea meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, gangguan ginjal, diabetes, demensia, beberapa jenis kanker, dan bahkan kecelakaan karena kantuk di siang hari.