INFO NASIONAL - Ribuan orang menyemut di kawasan sisi barat Monumen Nasional (Monas), Ahad pagi, 22 Juni 2025. Mereka menyimak pidato Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung saat memimpin upacara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-498 Kota Jakarta.
Di tengah lapangan, berbagai perwakilan unsur masyarakat berdiri tegak menantang cahaya surya, dengan balutan seragam beraneka warna. Mulai dari Pasukan Putih, Pemadam Kebakaran, Satpol Pamong Praja, hingga petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum atau PPSU.
Ryan Ramadhan, Komandan PPSU Kelurahan Senen, Jakarta Pusat, bercerita dirinya berangkat dari rumahnya di kawasan Semper, Jakarta Utara, sejak pukul 5. "Tadi naik motor dan sampai di Monas langsung latihan baris-berbaris lagi," ujarnya. Setiap kesatuan memang melakukan defile ketika memasuki lapangan upacara.
Ryan bagian dari 61 anggota PPSU atau Pasukan Oranye yang mengikuti upacara ini. Semuanya bertugas di Jakarta Pusat. Selain PPSU, kesatuan lainnya juga mengirimkan personel dengan jumlah serupa. Antara lain, Pasukan Oranye Hijau dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, Pasukan Kuning dari Dinas Bina Marga, dan Pasukan Hijau dari Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Provinsi DKI Jakarta.
Hadir pula perwakilan dari Dinas Perhubungan, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan, Satuan Polisi Pamong Praja, Kodam Jaya, Polda Metro Jaya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DKI Jakarta, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Pertama. Total ada 18 tim atau sekitar 1.098 orang.
Ryan mengaku gembira dengan kebijakan Pramono yang membuka kesempatan bagi lulusan sekolah dasar (SD) mendaftar sebagai petugas PPSU. "Semoga semakin banyak teman-teman yang bisa diterima bekerja. Kota ini membutuhkan orang seperti kami yang menjaga kebersihan kota, sesuai dengan statusnya sebagai kota global," ujar dia.
Harapan Ryan sejalan dengan pesan yang disampaikan Pramono dalam pidatonya pagi itu. Gubernur yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Kabinet, menegaskan komitmennya mengantarkan Jakarta masuk jajaran 50 kota global dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung (kiri), memimpin jalannya Upacara HUT ke-498 Jakarta di Monas pada Ahad, 22 Juni 2025. Dok. TEMPO/Rega Wijaya
Di usia yang mendekati lima abad, kata dia, Jakarta tak lagi cukup hanya menjadi pusat pemerintahan dan bisnis, melainkan harus menjadi kota global yang bersaing di tingkat internasional.
Visi itu, ujar Pramono, telah dituangkan dalam rencana pembangunan jangka menengah 2025–2029: menjadikan Jakarta sebagai kota global yang berdaya saing, berkelanjutan, dan menyejahterakan seluruh warganya.
Kendati begitu, ia menekankan bahwa pertumbuhan Jakarta sebagai kota global tidak boleh memutus akarnya. "Budaya dan kearifan lokal adalah ciri sekaligus kekuatan kita memperkenalkan wajah Indonesia ke dunia,” tutur Pramono. Pesan ini terukir jelas pada tema HUT tahun ini, "Jakarta Kota Global dan Berbudaya".
Nilai-nilai gotong royong, toleransi, dan inklusivitas, kata dia, akan terus menjadi napas dalam setiap langkah pembangunan. “Itulah modal Jakarta untuk tumbuh sebagai kota global yang berkelanjutan," ucapnya.
Perhatian Pramono dan Rano kepada budaya Betawi disambut gembira oleh Cang Tohir, penggiat seni palang pintu di Kelurahan Cipinang Muara, Kecamatan Jatinegara. Demi hari lahir Jakarta, ia mengajak teman-temannya dari komunitas sepeda tua mengayuh belasan kilometer menggunakan baju pangsi merah.
"Khusus untuk hari ini, ikut memeriahkan HUT Jakarta," ujarnya. "Kita pakai baju khas Betawi, dan senang tadi dengar pidato (Pramono) yang punya perhatian besar membangun Jakarta."
Keyakinan Cang Tohir terhadap duet pemimpin baru Jakarta ini kian membuncah karena sosok Rano Karno. "Kita tahu dia orang lama di Jakarta, maka itu niatnya membangun kota yang kental budaya Betawi tak perlu diragukan lagi," ucap pria yang juga menjabat Ketua RT.
Ia berharap Pramono dan Rano terus bekerja keras selama lima tahun menjabat, serta menuntaskan semua janji saat kampanye. "Saat ini baru lima puluh persen, walau tetap bagus karena baru beberapa bulan saja sudah kelihatan kerja mereka," tuturnya. "Kita juga sebagai warga, jangan pasif. Harus mendukung dan ikut aktif bikin kota ini semakin maju."
Harapan yang sama juga meluncur dari Clarissa yang datang bersama dua temannya. Mahasiswi universitas swasta ini mengeluhkan kesadaran masyarakat yang belum merata. “Misalnya untuk urusan sampah, masih ada yang membuang ke sungai. Nanti saat banjir datang menyalahkan pemerintah. Harusnya kita ikut menjaga,” kata dia.
Upaya Pemprov DKI, ia melanjutkan, sudah cukup bagus. Jakarta semakin maju. Banyak program baru yang digulirkan Pramono untuk menyejahterakan masyarakat, sesuai dengan ucapan saat pidato. Kini dibutuhkan partisipasi aktif seluruh warga. “Kita harus bangun kota tercinta ini sama-sama,” ucapnya. (*)