TEMPO.CO, Purwokerto - Perangkat smartboard atau papan tulis pintar sudah mulai digunakan di SDN 3 Sudagaran, Banyumas, Jawa Tengah. Sejak dikirimkan oleh pemerintah pada April 2025 lalu, teknologi papan pintar itu langsung menarik perhatian para guru dan murid.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ahmad Nuari Zulfikro, guru kelas 5 yang pertama kali menggunakannya, menyebut pembelajaran menjadi lebih interaktif dan menyenangkan. Namun, pemanfaatannya sejauh ini masih terbatas dan masih terdapat tantangan.
“Anak-anak memang jadi lebih tertarik. Kalau sebelumnya hanya nonton lewat proyektor, sekarang bisa langsung mencoba di depan kelas, seperti ketika belajar rantai makanan,” ujar Ahmad saat ditemui di SDN 3 Sudagaran seusai mengajar, Sabtu, 14 Juni 2025.
Ia mengatakan belum banyak guru yang memahami cara menggunakan papan tulis pintar itu. Sehingga pemanfaatannya menjadi tatangan bagi sebagian guru.
Uvi beruntung menjadi satu-satunya yang terpilih untuk mengikuti bimbingan teknis di pusat soal penggunaan papan pintar tersebut. Sehingga, ia diberi mandat untuk mengajari guru-guru yang lain agar semua mengerti cara menggunakan papan pintar untuk mengajar murid.
“Karena ada tiga orang guru yang menjelang pensiun. Jadi memang saya berkewajiban untuk mengajari guru-guru yang lain, harus pelan-pelan mengajarinya,” ujarnya.
Uvi mengatakan baru sekitar 5-10 kali menggunakan smartboard sejak awal datang. Ia sempat mendemonstrasikan penggunaannya saat acara groundbreaking Hari Pendidikan Nasional 2 Mei lalu, namun setelah itu sempat berhenti karena kegiatan Penilaian Sumatif Akhir Semester (PSAS).
“Jadi baru dicoba-coba. Nanti tahun ajaran baru rencananya akan dibuat jadwal penggunaan tiap kelas,” kata dia.
Papan pintar tersebut digunakan secara bergantian antar kelas karena baru tersedia satu unit untuk seluruh sekolah. Meski demikian, Ahmad menilai perangkat itu membawa perubahan signifikan dalam proses belajar.
Ia menyebut fitur seperti papan tulis digital, integrasi edugame, hingga koneksi Zoom sangat membantu efisiensi waktu dan mempercepat pemahaman siswa. “Yang biasanya anak lama menulis, sekarang tinggal klik. Belajar jadi lebih cepat dan seru,” ujarnya.
Hal yang sama juga dirasakan guru mata pelajar agama dan budi pekerti dari SDN 2 Purwokerto Wetan, Jawa Tengah, Rizky Nursifa. Dia juga mengalami beberapa kendala seperti belum semua guru yang mengerti cara menggunakan papan pintar.
Dia juga menyampaikan papan pintar yang digunakan sekolahnya belum mengakomodasi semua mata pelajaran. Sehingga beberapa mata pelajaran yang belum terinput di papan pintar harus dibuat sendiri oleh guru atau mencari sendiri di berbagai platform yang tersedia seperti ruang murid atau dari youtube.
"Kalau saya biasanya pakai canva. Aplikasi itu kan sudah mudah ya sekarang. Cuma memang untuk guru-guru yang sudah sepuh itu kami mesti bantu juga. Apa saja kebutuhannya dicatat. Nanti dibantu dibuatkan bahan ajarnya," kata Rizky.
Salah satu murid kelas 5 di SDN 3 Sudagaran, Zaki, senang mengikuti pelajaran dengan papan pintar. Karena ada game interaktif yang membuat ia jadi lebih semangat untuk belajar. "Seru ada permainannya," kata Zaki.
Teman sekelas Zaki, yaitu Reza, mengatakan kesulitan saat belajar dengan papan pintar ialah internet di handphone miliknya yang terkadang masih suka lemot. Sehingga saat ada game ia kerap tertinggal dari temannya yang lain. "Wifi hape saya suka nge-lag. Jadi kadang-kadang susah," ucapnya.