Banjir Fitur AI di Smartphone, Revolusi Nyata atau Gimik untuk Dongkrak Penjualan?

2 weeks ago 16
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Liputan6.com, Jakarta - Kecerdasan buatan (AI) saat ini menjadi magnet utama dalam dunia teknologi, termasuk di industri smartphone.

Tahun 2025 menandai era baru, di mana hampir setiap perangkat pintar kini datang dengan label "AI-powered" yang diklaim membawa pengalaman berbeda bagi pengguna.

Mengutip Gizchina, Selasa (15/7/2025), tren ini mulai berkembang pesat sejak ledakan popularitas ChatGPT yang memperkenalkan publik pada kemampuan AI generatif.

Tak butuh waktu lama, fitur berbasis AI mulai merambah kamera, baterai, hingga asisten suara di ponsel pintar.

Dulu, pengguna mungkin hanya menantikan prosesor lebih cepat atau desain layar tanpa bezel. Kini, ekspektasi beralih pada fitur AI canggih seperti magic eraser, pengedit foto otomatis, hingga pengenalan suara kontekstual.

Namun, apakah semua itu benar-benar mengubah cara kita berinteraksi dengan smartphone? Atau justru sebagian besar hanyalah gimik untuk mendongkrak penjualan?

Manfaat Nyata: AI Mempermudah Hidup Pengguna

Tidak dapat dipungkiri, beberapa penerapan AI di smartphone memang bermanfaat secara nyata.

AI kini mampu belajar dari kebiasaan pengguna, misalnya, dalam menyesuaikan tingkat kecerahan layar atau memberikan saran balasan otomatis dalam aplikasi pesan.

Bahkan, baterai juga bisa diatur agar lebih efisien, tergantung pola penggunaan harian pemiliknya.

Salah satu contoh suksesnya ada pada lini Pixel dari Google. Meskipun menggunakan spesifikasi menengah, berkat algoritma AI, hasil foto tetap tajam dan detail.

Hal serupa diterapkan Apple lewat Neural Engine-nya, yang mendukung fitur seperti Live Text dan pemrosesan gambar tingkat lanjut.

Tak ketinggalan, asisten suara seperti Siri dan Google Assistant kini jauh lebih cepat dan responsif. Bahkan, pengolahan suara kini bisa dilakukan langsung di perangkat tanpa koneksi internet, menjanjikan kecepatan dan keamanan data yang lebih baik.

Risiko Tersembunyi: Privasi Jadi Taruhan

Namun di balik semua kecanggihan itu, ada harga yang harus dibayar: privasi pengguna.

Banyak fitur AI bekerja dengan mengumpulkan dan menganalisis data dalam jumlah besar, mulai dari foto pribadi, riwayat lokasi, hingga perilaku pengguna dalam menjelajah aplikasi atau situs web.

Semakin sering AI digunakan, kian banyak pula data yang dikumpulkan dan diproses secara diam-diam.

Kekhawatiran muncul karena tak semua pengguna sadar akan seberapa banyak data yang diakses perangkat mereka.

Misalnya, AI yang mampu mengatur jadwal atau memberi rekomendasi lokasi makan siang secara otomatis tentu harus mengetahui lokasi pengguna, preferensi makanan, bahkan pola kebiasaan harian.

Meskipun perusahaan menjanjikan keamanan data, kenyataannya masih sering terjadi kebocoran atau penyalahgunaan informasi yang bersifat sensitif.

Situasi ini menimbulkan pertanyaan penting: apakah kenyamanan sepadan dengan risiko pengawasan?

Dalam kondisi tertentu, AI justru dapat menciptakan ekosistem digital yang mengintip setiap keputusan pengguna, mulai dari apa yang dibeli, ditonton, hingga ke mana mereka akan pergi.

Gimmick AI: Antara Kreatif dan Menyesatkan

Label "AI-powered" semakin sering digunakan oleh produsen smartphone, namun sayangnya tidak semua benar-benar mencerminkan kecanggihan yang dijanjikan.

Banyak fitur yang diklaim berbasis AI, namun sebenarnya hanya teknologi lama dengan kemasan baru. Ini menjadi strategi marketing yang umum, terutama untuk menarik perhatian generasi muda atau pengguna awam yang menganggap AI sebagai sesuatu yang futuristik.

Contohnya, fitur wallpaper yang berubah sesuai suasana hati pengguna masih menimbulkan pertanyaan, karena tidak dijelaskan bagaimana perangkat mendeteksi emosi dengan akurat.

Begitu pula dengan filter foto yang diklaim canggih, padahal hanya menggunakan efek visual standar yang telah lama ada dalam aplikasi edit gambar konvensional.

Tak jarang, fitur-fitur ini hanya digunakan sekali dua kali, lalu diabaikan oleh pengguna karena tidak menawarkan nilai fungsional yang berarti.

Beberapa bahkan hanya muncul sebagai demo saat peluncuran produk, tapi tidak terintegrasi secara mendalam dalam sistem. Inilah yang membuat sebagian kalangan menganggap AI sebagai gimik yang lebih banyak menjual ilusi ketimbang inovasi nyata.

AI Bisa Perpendek Usia Pakai Smartphone

Di balik kemudahan yang ditawarkan, kehadiran AI juga membawa dampak tak terduga: memperpendek usia pakai perangkat.

Banyak fitur AI modern membutuhkan daya komputasi tinggi dan chip khusus seperti Neural Processing Unit (NPU) agar dapat berfungsi optimal. Tanpa itu, performa fitur seperti pengenalan suara atau pengolahan gambar jadi terbatas.

Akibatnya, ponsel lama yang masih mumpuni secara spesifikasi mulai terasa tertinggal karena tidak mendukung fitur AI terbaru.

Hal ini memicu tekanan terselubung bagi pengguna untuk segera mengganti perangkat, meskipun secara fungsi dasar smartphone mereka masih layak pakai.

Lebih parah lagi, banyak produsen kini membatasi fitur AI hanya untuk model flagship terbaru. Ini memperkuat kekhawatiran akan praktik planned obsolescence, strategi membuat perangkat lama terasa usang agar konsumen terdorong membeli versi baru.

Pengguna yang baru membeli ponsel dua tahun lalu pun mulai merasakan dampaknya. Tak sedikit yang merasa kehilangan akses ke fitur-fitur penting hanya karena chip-nya dianggap tidak cukup canggih oleh standar saat ini.

Jika tren ini berlanjut, AI justru bisa menjadi pemicu percepatan daur hidup smartphone. Bukan karena perangkatnya rusak, tetapi karena secara sistematis dibuat terasa ketinggalan zaman.

Pengguna Perlu Lebih Kritis

Di tengah gempuran tren dan kampanye p...

Read Entire Article