Liputan6.com, Jakarta - Stroke adalah kondisi medis darurat yang sangat serius, terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu secara tiba-tiba.
Gangguan ini dapat disebabkan oleh penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah, yang menyebabkan sel-sel otak kekurangan oksigen dan nutrisi esensial.
Tanpa penanganan cepat, kondisi ini bisa menyebabkan kecacatan jangka panjang atau bahkan kematian.
Stroke perlu dikenali dan ditangani secepat mungkin. Menurut CEO RS Pondok Indah Group, dr. Yanwar Hadiyanto, MARS, diagnosis yang cepat dan tepat sangat krusial untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah kerusakan otak lebih lanjut.
"Teknologi pencitraan mutakhir berperan besar dalam proses ini," katanya.
Jenis-Jenis Stroke dan Gejalanya
Stroke terbagi menjadi dua jenis utama:
- Stroke Iskemik, disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah di otak, biasanya karena pembekuan darah atau aterosklerosis.
- Stroke Hemoragik, terjadi akibat pecahnya pembuluh darah di otak, seringkali dipicu tekanan darah tinggi atau aneurisma.
Ada juga Transient Ischemic Attack (TIA) atau "stroke ringan" yang meski gejalanya cepat reda, merupakan peringatan serius akan risiko stroke berat di masa depan. Gejala stroke bisa dikenali dengan metode F.A.S.T.:
- F (Face): Wajah terkulai sebelah.
- A (Arms): Lengan sulit diangkat bersamaan.
- S (Speech): Ucapan kacau atau cadel.
- T (Time): Waktu adalah segalanya. Oleh karena itu, segera ke rumah sakit.
Gejala tambahan termasuk gangguan penglihatan, kesulitan berjalan, kehilangan keseimbangan, dan sakit kepala hebat mendadak.
Faktor Risiko Stroke yang Harus Diwaspadai
Faktor risiko stroke terbagi menjadi dua:
- Tak dapat dimodifikasi: usia di atas 55 tahun, jenis kelamin, riwayat keluarga, dan ras tertentu.
- Dapat dimodifikasi: hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, dan kebiasaan merokok.
Hipertensi merupakan penyebab utama stroke. Mengendalikan tekanan darah, menjaga pola makan sehat, serta rutin berolahraga sangat penting untuk pencegahan.
Menanggapi meningkatnya kasus penyakit tidak menular dan neurologis di Indonesia --- termasuk stroke, demensia, dan penyakit Alzheimer --- dibutuhkan sistem skrining dan pencitraan yang lebih canggih.
Teknologi pencitraan berbasis AI (Artificial Intelligence) kini hadir untuk mempercepat dan meningkatkan akurasi diagnosis stroke dan gangguan neurologis lainnya.
Sistem pencitraan modern seperti 3 Tesla MRI dengan Deep Resolve Swift Brain, AI-Rad Companion Brain MR, serta myExam Companion mampu menghasilkan citra otak beresolusi tinggi dalam waktu singkat dan ramah pasien.
Teknologi Inovasi Diagnostik ke Tingkat Baru
Menurut Alfred Fahringer, Country Head Siemens Healthineers Indonesia,"Kemitraan strategis kami membawa inovasi diagnostik ke tingkat baru. Data kuantitatif dari AI-Rad Companion menggantikan estimasi subjektif dan meningkatkan kepercayaan klinis."
Teknologi ini juga sangat bermanfaat untuk mendeteksi atrofi otak, faktor risiko demensia yang juga umum terjadi setelah stroke.
Studi menunjukkan bahwa gangguan kognitif pasca-stroke mempengaruhi 27,6 persen hingga 81,2 persen pasien yang selamat, menjadikan deteksi dini sebagai langkah krusial dalam perawatan lanjutan.
Dukungan Teknologi untuk Diagnosis dan Pemulihan
Teknologi mammografi 3D (Tomosintesis) dan sistem X-ray digital dengan pemosisian otomatis juga turut mendukung deteksi dini kanker dan penyakit muskuloskeletal, yang kerap beriringan dengan masalah neurologis.
Penerapan teknologi ini tidak hanya mempercepat diagnosis dan pengobatan, tetapi juga meningkatkan kenyamanan pasien dan mengurangi paparan radiasi, sesuai prinsip ALARA (As Low As Reasonably Achievable).
"Kolaborasi ini bukan hanya soal teknologi, tapi tentang transformasi layanan kesehatan yang berpusat pada pasien," ujar dr. Yanwar.
Setelah fase akut, proses rehabilitasi stroke menjadi sangat penting. Ini bisa mencakup:
- Fisioterapi: Mengembalikan kekuatan otot.
- Terapi okupasi: Membantu aktivitas harian.
- Terapi wicara: Memulihkan kemampuan komunikasi.
- Terapi kognitif: Mendukung pemulihan fungsi otak dan kesehatan mental.
Teknologi, ketika didukung oleh tenaga medis profesional dan multidisiplin, menjadi kombinasi ampuh untuk memberikan hasil pemulihan terbaik bagi pasien.