Warning: session_start(): open(/home/atriumwin/public_html/src/var/sessions/sess_7b525e63fbad983bbe348775a495dbbe, O_RDWR) failed: Disk quota exceeded (122) in /home/atriumwin/public_html/src/bootstrap.php on line 59

Warning: session_start(): Failed to read session data: files (path: /home/atriumwin/public_html/src/var/sessions) in /home/atriumwin/public_html/src/bootstrap.php on line 59
Apa Beda Gejala Malaria dengan DBD? - InfoUpdate

Apa Beda Gejala Malaria dengan DBD?

1 day ago 6
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Liputan6.com, Jakarta - Meski dunia medis telah mengalami banyak kemajuan, malaria tetap menjadi tantangan kesehatan yang nyata di Indonesia, terutama di wilayah endemis. Penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina ini bisa berkembang dari gejala ringan menjadi kondisi yang sangat serius bila tidak segera ditangani.

Menurut dr. Rizka Zainuddin, Sp.PD, Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSPI Sulianti Saroso, malaria bukanlah penyakit sederhana seperti batuk atau pilek.

"Manifestasi klinisnya sangat luas, dari gejala ringan seperti demam dan menggigil, hingga kondisi berat seperti kuning, gagal ginjal, gagal liver, bahkan penurunan kesadaran," jelasnya dalam talkshow Keluarga Sehat Kementerian Kesehatan, dikutip Jumat (13/6).

Mengapa Malaria Masih Menjadi Masalah?

Ada beberapa alasan mengapa malaria masih menjadi tantangan besar dalam sistem kesehatan Indonesia. Pertama, karena diagnosisnya tidak mudah. Pada tahap awal, gejala malaria bisa menyerupai penyakit lain, sehingga berisiko salah diagnosis.

Kedua, malaria tidak tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia. Penyakit ini lebih banyak ditemukan di daerah endemis tertentu—terutama wilayah timur Indonesia, seperti Papua, yang menjadi daerah dengan tingkat endemis tertinggi.

Hal ini berkaitan erat dengan habitat nyamuk Anopheles betina, vektor utama malaria, yang cenderung berkembang biak di daerah dengan sanitasi buruk dan banyak genangan air. Oleh karena itu, faktor lingkungan, kondisi geografis, hingga akses terhadap layanan kesehatan menjadi kunci dalam penyebaran dan penanganan malaria.

Perbedaan Malaria dan DBD

Di Indonesia, malaria kerap disamakan dengan Demam Berdarah Dengue (DBD), karena sama-sama ditularkan lewat gigitan nyamuk. Namun, jenis nyamuk dan penyebaran keduanya sangat berbeda.

DBD disebabkan oleh virus Dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti, yang habitatnya lebih luas, bahkan bisa ditemukan di kota besar seperti Jakarta. Sementara malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium yang dibawa oleh nyamuk Anopheles betina, yang lebih banyak hidup di wilayah tertentu seperti Papua dan Nusa Tenggara.

Gejala utama DBD adalah demam mendadak disertai nyeri otot, mual, dan pendarahan. Pengobatannya fokus pada hidrasi dan pemantauan kondisi pasien agar tidak terjadi syok. Sedangkan pada malaria, gejala utama adalah demam yang disertai menggigil hebat, berkeringat, hingga demam tinggi mencapai 40°C, dan bisa berkembang menjadi anemia berat dan gagal organ.

Kenali Gejala Malaria Sejak Dini

Gejala awal malaria kerap tidak spesifik. Pasien biasanya mengalami:

  • Demam tinggi
  • Menggigil hebat
  • Berkeringat banyak
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Lemas

Namun, pada kasus berat, malaria bisa menimbulkan gejala lanjutan seperti:

  • Kulit dan mata menguning (ikterus)
  • Anemia akibat pecahnya sel darah merah
  • Gangguan kesadaran
  • Gagal ginjal atau gagal liver

"Parasit Plasmodium menyerang sel darah merah dan menyebabkannya pecah. Ini yang menyebabkan pasien malaria sering mengalami anemia hingga gangguan organ," ujar dr. Rizka.

Jenis Plasmodium di Indonesia pun beragam, di antaranya Plasmodium vivax, ovale, malariae, dan falciparum, masing-masing dengan pengobatan yang berbeda.

Pencegahan Malaria

Salah satu isu besar dalam penanganan malaria saat ini adalah resistensi terhadap obat. Tidak semua pasien merespons pengobatan standar, terutama di daerah endemis tinggi. Hal ini membuat pengobatan menjadi lebih kompleks dan memerlukan pemantauan ketat dari tenaga medis.

"Pada kasus tertentu, kita sudah tidak bisa lagi menggunakan obat standar, karena tidak efektif. Ini membuat kondisi pasien bisa lebih berat," jelas dr. Rizka.

Mengingat malaria ditularkan oleh gigitan nyamuk, upaya pencegahan menjadi sangat penting. Beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan antara lain:

  • Menggunakan kelambu saat tidur
  • Memakai obat antinyamuk
  • Menjaga kebersihan lingkungan
  • Menghindari genangan air yang bisa menjadi tempat berkembang biak nyamuk
  • Melakukan deteksi dini saat muncul gejala

"Menjaga sanitasi lingkungan itu kunci penting. Kita perlu mencegah nyamuk berkembang biak dengan menjaga agar tidak ada air menggenang," tegas dr. Rizka.

Foto Pilihan

Tim Gates Foundation yang diwakili Senior CMC Advisor Vaccine Development Rayasam Prasad mendapat penjelasan dari seorang staf saat meninjau Laboratorium Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (15/5/2025). (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Read Entire Article