Liputan6.com, Jakarta - Minum kopi telah menjadi kebiasaan sehari-hari bagi banyak orang. Rasa yang khas serta efek dari kafein membuat kopi sering dijadikan sebagai teman untuk membantu pikiran lebih fokus ketika bekerja ataupun belajar.
Pertanyaan terkait apakah kopi dapat dikonsumsi bersamaan dengan obat sering muncul. Ternyata, kopi dan obat-obatan bisa saling berinteraksi, sehingga mengonsumsi bersamaan dapat memengaruhi cara obat bekerja di dalam tubuh.
Hal ini disebabkan oleh kandungan kafein dalam kopi. Zat kafein ini dapat mengubah efektivitas obat, baik memperkuatnya atau justru melemahkannya, membuat obat-obatan tidak berfungsi secara efektif.
Dilansir dari Medical News Today, kafein bukan hanya ditemukan di kopi, tetapi juga terkandung dalam minuman ataupun makanan lainnya, seperti teh, minuman berenergi, beberapa jenis soda, dan cokelat. Jika dikonsumsi bersamaan dengan obat tertentu, zat ini dapat mengganggu penyerapan obat tersebut dalam tubuh.
Jika kafein dikonsumsi bersamaan dengan obat lain yang bersifat stimulan seperti obat ADHD efeknnya bisa berlipat ganda. Tetapi sebaliknya, kafein dapat menyamarkan efek dari beberapa jenis obat anti depresan.
Apakah Boleh Mengonsumsi Kopi Bersamaan dengan Obat-obatan?
Sebetulnya efek kopi terhadap obat berbeda-beda, tergantung dari jenis obat apa yang diminum. Sebagian besar obat disarankan untuk tidak dikonsumsi bersamaan dengan kopi karena bisa memberikan reaksi negatif pada tubuh. Tetapi, ada juga yang tidak terlalu memberi efek negatif.
Salah satu jenis obat yang tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan kopi adalah tizanidine, yaitu obat untuk kekakuan atau kejang otot. Jika dikonsumsi bersamaan, kadar obat di dalam darah bisa meningkat sehingga berpotensi memberikan efek samping.
Namun, tidak semua obat dapat bereaksi buruk pada kafein. Pada acetaminophen (obat pereda nyeri) kafein justru dapat membantu penyerapannya. Beberapa obat bahkan mengandung kafein, untuk meningkatkan efektivitasnya dan mempercepat penyembuhan, seperti obat sakit kepala atau pereda nyeri yang di jual bebas.
Karena tidak semua obat bereaksi sama terhadap kopi, penting untuk selalu membaca petunjuk pemakaian atau berkonsultasi dengan tenaga medis sebelum mengonsumsi obat tersebut.
Bagaimana Kopi Bereaksi Pada Obat?
Kafein dalam kopi, teh, soda, atau suplemen bisa memengaruhi efektivitas obat di dalam tubuh, baik memperkuat maupun mengganggu kerjanya. Kafein berpengaruh pada tubuh dengan cara yang berbeda-beda.
- Mengubah Penyerapan
Pada sebuah kajjian pada tahun 2020 tercatat bahwa kopi dapat meningkatkan pH asam lambung, hal ini dapat memengaruhi pelarutan obat dan durasi obat melewati saluran pencernaan.
- Membentuk Kompleks
Pada tinjauan yang sama, disebutkan penelitian sebelumnya telah menemukan faktabahwa kafein dapat membangun kompleks dengan obat lain, membuat obat lebih sulit untuk diserap tubuh. Ini terjadi pada obat antideppresan escitalopram (Lexapro) dan suplemen zat besi.
- Bersaing pada enzim CYP1A2
Enzim CYP1A2 dikenal sebagai enzim pemecah kafein. Tetapi, karena enzim ini juga memecah banyak obat lainnya, mengonsumsi kopi bersamaan dengan obat-obatan lain membuat keduanya saling memperlambat pemecahan. ini dapat meninngkatkan kadar obat di dalam darah.
- Memperkuat stimulan
Kafein juga dapat meningkatkan efek dari obat stimulan lainnya, ini dapat memicu efek samping yang kuat seperti jantung berdebar atau gelisah.
- Menyamarkan depresan
Kafein bekerja dengan menstimulasi sistem saraf, kafein dapat menetralkan efek obat depresan yang bekerja sebaliknya. Contohnya adalah obat penenang, mengonsumsi kafein bersamaan dengan obat penenang bisa menyamarkan rasa kantuk yang ditimbulkan oleh obat.
Apa yang Harus Dilakukan Ketika Meminum Kopi dan Obat Bersamaan
Cara menangani kondisi ini tergantung pada jenis obat yang dikonsumsi, ada obat yang tidak menimbulkan efek berbahaya sehingga tidak perlu melakukan apa-apa ketika mengonsumsi keduanya secara bersamaan, seperti obat pereda nyeri acetaminophen dan aspirin.
Obat pereda nyeri ini justru akan semakin efektif jika digabungkan dengan kafein dalam jumlah yang tepat. Namun, jika kafein dikonsumsi bersamaan dengan obat stimulan lain, risiko mendapatkan efek berbahaya meningkat.
Jika efek yang ditimbulkannya ringan, hanya perlu menunggu sampai efek tersebut hilang. Tetapi, jika efeknya berat yang harus dilakukan adalah menghubungi dokter dan menanganinya. Contoh efek samping berat tersebut yakni:
- Detak jantung cepat
- Tekanan darah tinggi
- Kesulitan bernapas
- Penglihatan berubah
- Kebingungan
- Tidak bisa mengatur gerakan tubuh
- Otot bekedut atau kaku
- GemetarGejala depresi memburukPikiran untuk bunuh diri
- Kejang
- Gangguan kesadaran
- Kehilangan kesadaran.