Alasan SK Kepengurusan PDIP Digugat Lagi ke PTUN Jakarta

1 month ago 11
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

TEMPO.CO, Jakarta - Surat Keputusan (SK) tentang perpanjangan kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPP PDIP) kembali digugat ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta. Gugatan itu dilayangkan oleh dua orang yang mengaku menjadi kader PDIP, Johannes Anthonius Manoppo dan Gogot Kusumo Wibowo.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penggugat keberatan dengan SK yang dikeluarkan oleh Kementerian Hukum RI karena memperpanjang kepengurusan DPP PDIP 2019-2024 hingga 2025. "Kader ini merasa bahwa perpanjangan itu tidak benar sehingga mereka menginginkan Pengadilan Tata Usaha Negara untuk memeriksa apakah prosedur penerbitan SK Kementerian Hukum dan HAM pada saat itu sudah benar," ujar kuasa hukum penggugat, Anggiat BM Manalu saat ditemui di PTUN Jakarta, Cakung, Jakarta Timur, pada Rabu, 25 Juni 2025.

Menurut Anggiat perpanjangan kepengurusan itu bertentangan dengan Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PDIP yang mengatur pergantian DPP setiap 5 tahun sekali. Ia menyebutkan, kepengurusan yang saat ini dipimpin oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri harusnya berakhir pada 8 Agustus 2024.

Penggugat pun tidak puas dengan alasan perpanjangan kepengurusan karena semata-mata disebut termasuk hak prerogatif ketua umum. Anggiat mengklaim telah mencermati isi AD ART dan kongres ke-V PDIP untuk mencari pembenaran yang digunakan partai. Menurut Anggiat, dari kedua hal itu tidak tercantum hak mutlak ketua umum untuk memperpanjang kepengurusan tanpa melalui kongres nasional.

Para penggugat pun menduga terdapat konflik kepentingan dalam penerbitan Keputusan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH-05.AH.11.02 tahun 2024. "Di dalamnya kan ada juga interest pribadi diduga karena kebetulan Menteri Hukum pada saat itu Yasonna Laoly," ujar Anggiat menegaskan.

Menurut Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) PTUN Jakarta, gugatan itu didaftarkan pada 27 Maret 2025 dengan nomor perkara 113/G/2025/PTUN.JK. Terrgugat dalam perkara ini adalah Kementerian Hukum RI. Adapun PDIP selaku pihak intervensi tergabung juga sebagai pihak tergugat.

Pada Senin, 5 Juni 2025, perkara ini pertama kali dipersidangkan di PTUN Jakarta. Sedangkan hari ini merupakan persidangan yang ke-8 dengan agenda penyerahan bukti tambahan oleh tergugat dan penggugat. Sidang berikutnya dijadwalkan pada Rabu, 2 Juli 2025 dengan agenda penyerahan bukti tambahan lalu dilanjutkan pemeriksaan saksi dan ahli dari pihak penggugat.

SK kepengurusan DPP PDIP periode 2024-2025 sebelumnya juga pernah digugat ke PTUN Jakarta. Gugatan itu dilayangkan lima orang yang mengaku sebagai kader PDIP atas nama Djupri, Jairi, Manto, Suwari, dan Sujo. Mereka mendapatkan gugatan pada Senin , 9 September 2024 dengan Nomor perkara 311/G/2024/PTUN.JKT.

Namun, gugatan itu akhirnya dicabut karena para kader mengaku telah dijebak karena hanya diberikan kertas kosong dan diminta tanda tangan di atas materai. Ternyata kertas kosong itu digunakan untuk surat kuasa mengajukan gugatan ke PTUN oleh orang yang disebutnya bernama Anggiat BM Manalu. 

“Saya mewakili teman-teman saya, pertama-tama saya meminta maaf kepada Ketua Umum PDIP Ibu Hajah Megawati Soekarnoputri, beserta seluruh keluarga besar PDIP seluruh Indonesia,” kata Jairi dalam keterangan tertulis, Rabu, 11 September 2024.

Eka Yudha Saputra berkontribusi dalam penulisan artikel ini. 
Read Entire Article