Liputan6.com, Jakarta Mengenali tanda HIV adalah langkah krusial dalam upaya deteksi dini dan penanganan yang tepat. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh secara progresif.
Pemahaman ini tidak hanya membantu individu yang terinfeksi, tetapi juga berkontribusi pada pencegahan penularan lebih lanjut. Deteksi dini tanda HIV memungkinkan intervensi medis yang lebih cepat, yang dapat memperlambat perkembangan penyakit dan meningkatkan kualitas hidup penderita.
Melansir dari buku Kader Pemberdayaan Kampung Informasi Dasar HIV dan AIDS yang diterbitkan Bappenas, HIV adalah virus yang menyebabkan berkurangnya kekebalan tubuh pada manusia. Sementara itu, AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome, yaitu kumpulan gejala penurunan kekebalan tubuh yang didapat karena tertular.
Berikut Liputan6.com ulas lengkap tentang tanda hiv melansir dari berbagai sumber, Kamis (24/7/2025).
Pengertian HIV dan AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, khususnya sel darah putih yang disebut sel CD4. Virus ini merusak sel-sel tersebut, melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit. HIV adalah virus yang merusak sel-sel sistem kekebalan tubuh yang berguna untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit.
Jika tidak ditangani, infeksi HIV dapat berkembang menjadi AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), yaitu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh sudah sangat lemah. AIDS merupakan stadium akhir dan paling serius dari infeksi HIV, ditandai dengan sistem kekebalan tubuh yang tidak mampu melawan infeksi.
Orang yang terinfeksi HIV disebut HIV positif, dan mereka bisa tampak sehat tanpa menunjukkan gejala sakit. Istilah ODHA (Orang dengan HIV-AIDS) digunakan untuk orang yang terinfeksi HIV, baik yang tanpa gejala maupun dengan gejala sakit, seperti dikutip dari buku Kader Pemberdayaan Kampung Informasi dasar HIV dan AIDS oleh Bappenas.
Tanda HIV pada Pria dan Wanita: Kenali Gejala Awal dan Lanjut
Meskipun data spesifik mengenai gejala HIV pada pria tidak disebutkan secara terpisah dari gejala umum dalam sumber yang diberikan, kita dapat mengacu pada gejala HIV secara umum, baik tahap awal maupun tahap lanjut, yang juga berlaku untuk pria.
Tanda dan Gejala HIV Tahap Awal pada Pria
Pada tahap awal, yang juga dikenal sebagai window period, gejala HIV seringkali sangat ringan atau bahkan tidak muncul sama sekali. Jika ada, gejalanya mirip dengan flu biasa dan biasanya muncul 2–6 minggu setelah terinfeksi. Beberapa tanda umum yang bisa dialami pria pada tahap ini antara lain dilansir dari Kementerian Kesehatan RI melalui ayosehat.kemkes.go.id: :
- Sariawan: Luka di mulut yang sering muncul.
- Sakit kepala: Nyeri di kepala yang bisa bervariasi intensitasnya.
- Kelelahan: Rasa lelah yang berlebihan dan tidak hilang dengan istirahat.
- Radang tenggorokan: Nyeri atau iritasi pada tenggorokan.
- Hilang nafsu makan: Penurunan keinginan untuk makan.
- Nyeri otot: Rasa sakit pada otot-otot tubuh.
- Ruam: Bercak kemerahan atau bintik-bintik pada kulit.
- Pembengkakan kelenjar getah bening: Terutama di leher, ketiak, dan pangkal paha.
- Berkeringat di malam hari: Keringat berlebihan saat tidur.
Pada masa window period ini, hasil tes HIV kemungkinan besar masih negatif, padahal virus sudah ada di dalam darah dan dapat menular.
Tanda dan Gejala HIV Tahap Lanjut pada Pria
Ketika infeksi HIV tidak ditangani dan sistem kekebalan tubuh semakin melemah, virus akan terus berkembang dan menyebabkan berbagai gejala yang lebih parah. Ini bisa memakan waktu hingga 10 tahun sejak awal terinfeksi. Pada tahap ini, jumlah virus meningkat dan jumlah limfosit CD4+ (sel kekebalan tubuh) menurun drastis, bahkan bisa mencapai di bawah 200 sel/µl, yang menandakan kondisi AIDS. Gejala yang bisa muncul pada pria di tahap lanjut antara lain:
- Kehilangan berat badan (BB) > 10%: Penurunan berat badan yang signifikan tanpa sebab yang jelas.
- Diare kronis lebih dari 1 bulan: Diare yang berlangsung lama.
- Demam lebih dari 3 bulan: Demam yang persisten.
- Tuberkulosis: Infeksi bakteri yang menyerang paru-paru.
- Hilang nafsu makan: Penurunan drastis dalam keinginan untuk makan.
- Batuk menetap > 1 bulan: Batuk yang tidak kunjung sembuh.
- Infeksi pada mulut dan tenggorokan disebabkan jamur Candida Albicans: Sariawan yang banyak atau bercak keputihan pada mulut.
- Kelenjar getah bening bengkak: Pembengkakan kelenjar getah bening yang persisten.
- Mual dan muntah: Gangguan pencernaan.
- Gejala herpes zoster: Ruam nyeri yang disebabkan oleh virus cacar air.
- Ketombe: Masalah kulit kepala.
- Gangguan psikis: Masalah kesehatan mental.
- Perkembangan infeksi oportunistik berat: Seperti meningitis atau infeksi mycobacterium avium, yang menunjukkan penurunan sistem imun yang parah.
Tanda dan Gejala HIV pada Wanita
Gejala HIV pada wanita tidak selalu sama dan bisa bervariasi tergantung pada kondisi tubuh dan tahapan infeksi. Sama seperti pria, gejala awal seringkali mirip flu. Namun, ada beberapa gejala spesifik yang lebih sering dialami wanita ketika infeksi memasuki tahap lanjut.
Tanda dan Gejala HIV Tahap Awal pada Wanita
Melansir dari laman Puskesmas Sesela Dinas Kesehatan Lombok Barat, mirip dengan pria, pada tahap awal (2–6 minggu setelah terinfeksi), wanita mungkin mengalami gejala seperti flu biasa, seperti:
- Sariawan
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Radang tenggorokan
- Hilang nafsu makan
- Nyeri otot
- Ruam
- Pembengkakan kelenjar getah benin...