Liputan6.com, Jakarta Carlo Ancelotti akan menutup babak terakhirnya di Santiago Bernabeu pada Sabtu, 24 Mei mendatang. Laga melawan Real Sociedad takkan cuma menjadi penutup musim La Liga bagi Real Madrid. Ini juga menjadi momen perpisahan bagi sosok yang telah memberi banyak warna dalam sejarah klub.
Madrid tengah menyiapkan penghormatan spesial untuk sang pelatih asal Italia. Seperti dikabarkan Mundo Deportivo, upacara khusus akan digelar sebagai bentuk apresiasi atas dedikasinya. Mereka menyiapkan sebuah pesta kecil, tapi penuh makna di kandang sendiri.
Ancelotti meninggalkan Madrid dengan kepala tegak, membawa 15 trofi selama dua periode kepemimpinannya. Termasuk di dalamnya adalah gelar Liga Champions, La Liga, dan berbagai trofi domestik maupun internasional lainnya, sebuah warisan yang akan terus dikenang para Madridista.
Bagian Penting dari Cerita Real Madrid
Ancelotti bukan pelatih biasa bagi Real Madrid. Dia adalah sosok tenang yang selalu tahu cara mengelola tekanan dan ekspektasi. Di balik sikap kalemnya, ada filosofi permainan yang terus berkembang seiring zaman.
Kiprahnya di Bernabeu mengajarkan bahwa kesuksesan bisa datang tanpa harus berteriak di pinggir lapangan. Dia dikenal sebagai pemimpin yang dekat dengan pemain, tapi tetap tegas dalam mengambil keputusan. Tidak heran jika para pemain begitu menghormatinya.
Kini, saat waktunya untuk melangkah pergi tiba, Real Madrid memberi panggung perpisahan yang layak. Ancelotti akan dikenang sebagai bagian penting dari cerita besar Los Blancos di era modern.
Menuju Brasil, Menatap Halaman Baru
Usai laga kontra Sociedad, Ancelotti akan terbang ke benua lain. Dia segera memulai tantangan baru sebagai pelatih kepala Timnas Brasil. Ini sebuah peran prestisius yang menandakan betapa tingginya reputasi sang pelatih.
Di Brasil, Ancelotti akan langsung mengumumkan skuad pertamanya. Perjalanan panjangnya dari Milan hingga Madrid kini berlanjut ke Amerika Selatan. Ini sebuah langkah yang menegaskan bahwa pelatih berusia 65 tahun tersebut belum selesai menulis cerita.
Sementara itu, di Bernabeu, arah panah sudah mengarah ke masa depan. Real Madrid tak menunggu terlalu lama untuk bergerak maju. Sebuah era baru sudah disiapkan.
Era Alonso Dimulai
Xabi Alonso digadang-gadang sebagai suksesor Ancelotti. Eks gelandang elegan itu mencuri perhatian lewat prestasinya bersama Bayer Leverkusen. Dia bakal datang dengan ide-ide segar dan pemahaman mendalam tentang identitas Madrid.
Pengangkatan Alonso menandai awal proyek jangka panjang Real Madrid. Klub tidak hanya mencari pelatih baru, tapi juga pemimpin baru di ruang ganti, sosok yang mampu membentuk generasi emas berikutnya.
Beberapa rekrutan pun tengah disiapkan. Nama-nama seperti Dean Huijsen, Trent Alexander-Arnold, dan Alvaro Carreras masuk dalam radar. Madrid tak hanya menutup era lama, tapi juga membuka lembaran baru dengan penuh ambisi.
Transisi Real Madrid
Laga melawan Real Sociedad akan terasa emosional. Para suporter akan mengucapkan selamat jalan kepada pelatih yang telah menghadirkan banyak momen manis. Di saat bersamaan, mereka juga menyambut babak baru penuh harapan.
Real Madrid adalah klub yang terbiasa dengan transisi; dari satu legenda ke legenda berikutnya; dari satu kejayaan ke target kejayaan yang lain. Perubahan bukanlah akhir, melainkan bagian dari siklus hidup mereka.
Ancelotti mungkin pergi, tapi semangatnya akan tetap tertinggal di Bernabeu. Di balik perpisahan itu, masa depan Madrid mulai terbentuk — muda, ambisius, dan siap menaklukkan dunia sekali lagi.
Sumber: Mundo Deportivo, Madrid Universal