TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Mayor Jenderal Kristomei Sianturi mengatakan bakal mengantisipasi ancaman penyerangan dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang ditujukan kepada para dokter di daerah rawan konflik bersenjata. Dia menyatakan aparat militer akan bekerja sama dengan kepolisian dan pemerintah daerah.
Menurut dia, perlindungan kepada dokter yang bertugas di zona merah wilayah Papua itu wajib dilakukan. Sebab, kata dia, dokter dan tenaga kesehatan itu bekerja untuk misi kemanusiaan serta kesehatan masyarakat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Mereka harus mendapat perlindungan dari segala ancaman. Kami akan mengantisipasi," kata Kristomei saat dihubungi pada Ahad, 27 Juli 2025.
Dia mengimbau kepada masyarakat dan tenaga kesehatan untuk tetap tenang menanggapi ancaman penyerangan tersebut. Menurut dia, masyarakat di Papua telah banyak melaporkan dan memberikan informasi ke aparat militer ihwal keberadaan kelompok separatis tersebut.
Jenderal bintang dua ini pun menyebut ancaman OPM ini makin membuat masyarakat sadar bahayanya kelompok bersenjata itu. "Dari ancaman itu, tentunya masyarakat Papua sadar siapa yang benar bekerja untuk menyejahterakan mereka, siapa sebenarnya teroris yang menyengsarakan rakyat," ucap Kristomei.
Dalam keterangan terpisah, Kepala Penerangan Kodam Cenderawasih Kolonel Infanteri Candra Kurniawan menyatakan tidak ada penambahan pasukan untuk tugas pengamanan dokter dan tenaga kesehatan di wilayah Papua. Pengamanan itu akan dilakukan oleh prajurit militer yang masih bertugas di sejumlah daerah konflik tersebut.
Candra mengatakan para dokter dan tenaga kesehatan di Papua merupakan masyarakat sipil, bukan bagian dari aparat militer seperti yang ditudingkan OPM. Karena itu, dia mengatakan dokter-dokter di Papua harus dilindungi dari ancaman kelompok separatis tersebut.
"Untuk melindungi dokter, kami memonitoring kegiatan dokter dan rumah sakit yang sedang bertugas," kata Candra, Ahad, 27 Juli 2025.
TNI juga melakukan sosialisasi ke masyarakat Papua untuk memberikan edukasi ihwal pentingnya kehadiran dokter dan pembangunan rumah sakit di Bumi Cendrawasih tersebut.
Sebelumnya, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mengumumkan akan menyerang dokter-dokter yang bekerja di sejumlah rumah sakit yang ada di wilayah konflik bersenjata, Papua.
Peringatan dari TPNPB-OPM itu disampaikan untuk menanggapi kerja sama antara Kementerian Kesehatan Indonesia dan Kementerian Pertahanan Indonesia. Kedua kementerian itu sepakat akan melibatkan TNI untuk melakukan pembangunan rumah sakit, penyediaan tenaga kesehatan, dan pengamanan rumah sakit di Tanah Papua.
Juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom mengklaim pasukan pasukannya di 36 komando daerah pertahanan di Papua telah siap melakukan serangan tersebut. Dia menuduh dokter-dokter itu bukan tenaga kesehatan sipil tapi aparat militer Indonesia.
"Mereka bukan lagi tenaga kesehatan sipil melainkan aparat militer Indonesia yang ditugaskan di Papua oleh Presiden Prabowo Subianto," ujar dia dalam keterangan resmi pada Sabtu, 26 Juli 2025.