Warning: session_start(): open(/home/atriumwin/public_html/src/var/sessions/sess_847682ce72ae2dd3d5e65d60949eac81, O_RDWR) failed: Disk quota exceeded (122) in /home/atriumwin/public_html/src/bootstrap.php on line 59

Warning: session_start(): Failed to read session data: files (path: /home/atriumwin/public_html/src/var/sessions) in /home/atriumwin/public_html/src/bootstrap.php on line 59
PDIP Kembali Desak Kudatuli Ditetapkan sebagai Pelanggaran Berat HAM - InfoUpdate

PDIP Kembali Desak Kudatuli Ditetapkan sebagai Pelanggaran Berat HAM

1 day ago 6
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

TEMPO.CO, Jakarta - Peringatan 29 tahun peristiwa Kudatuli atau Kerusuhan 27 Juli 1996 kembali digelar Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Selatan, pada Ahad, 27 Juli 2025. PDIP kembali mendesak agar tragedi berdarah pada masa Orde Baru itu diakui sebagai pelanggaran berat hak asasi manusia (HAM). 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Badan Sejarah Indonesia PDI Perjuangan, Bonnie Triyana, menyebut upaya rekonstruksi sejarah kerap ditentang oleh kekuasaan. “Sejarah jadi momok menakutkan bagi rezim. Sehingga sejarah itu perlu direkayasa. Karena dengan kekuatan ingatanlah yang bisa mengoreksi jalannya kekuasaan yang dzalim,” ujar Bonnie dalam pidatonya pada Ahad, 27 Juli 2025.

Ia menyinggung langkah PDIP tahun lalu yang telah mengajukan permintaan kepada Komnas HAM agar Kudatuli dikaji sebagai pelanggaran berat HAM. “Tahun kemarin kami sudah ke Komnas HAM, kami minta peristiwa Kudatuli ini sebagai pelanggaran HAM berat ke-13,” kata dia.

Ketua DPP PDIP, Ribka Tjiptaning, juga menyuarakan desakan serupa. “Kami menuntut peristiwa Kudatuli 1996 menjadi pelanggaran HAM berat,” ujarnya dalam orasi di depan kader partai moncong putih, Ahad pagi. 

Kudatuli, akronim dari Kerusuhan Dua Puluh Tujuh Juli, merupakan peristiwa kekerasan yang terjadi pada 27 Juli 1996 di kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia di Jalan Diponegoro Nomor 58, Jakarta Pusat. Insiden itu diduga dipicu perebutan kepemimpinan partai antara kubu Megawati Soekarnoputri dan Soerjadi, yang didukung oleh rezim saat itu.

Komnas HAM mencatat sedikitnya lima orang tewas, 149 orang luka-luka, dan 23 orang hilang dalam tragedi tersebut. Selain itu, kerugian materiil ditaksir mencapai Rp 100 miliar. Komnas HAM juga mengungkapkan adanya enam bentuk pelanggaran HAM dalam peristiwa itu, termasuk pelanggaran terhadap hak berkumpul, bebas dari rasa takut, dan perlindungan terhadap nyawa serta harta benda.

Amnesty International mencatat, antara 206 hingga 241 orang ditangkap aparat keamanan usai kerusuhan. Sedikitnya 90 orang mengalami luka-luka dan lima hingga tujuh orang dilaporkan meninggal dunia.

Meski telah berlangsung hampir tiga dekade, kasus Kudatuli belum juga memperoleh pengakuan resmi sebagai pelanggaran HAM berat dari negara. PDIP berjanji akan terus mengawal kasus ini hingga keadilan terwujud.

Read Entire Article